Akhir-akhir ini tentang usaha pemerintah untuk melakukan pemerataan
nasional sedang booming dibahas diberbagai media. Bukan melulu di tingkatan
nasional, di tingkat daerah pun pemerintah dituntut untuk menekan adanya
ketimpangan ini. Bappenas atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional adalah
salah satu lembaga puncak yang mengurusi tentang perencanaan pembangunan di
Indonesia. Dan kita sebagai masyarakat pun harus turut serta mengawal upaya
ini. Jangan jadi masyarakat yang hanya termakan dengan berita-berita hoax yang
sangat meresahkan akhir-akhir ini.
Tapi sebelum saya bercerita lebih jauh, kita perlu samakan persepsi kita
mengenai pengertian dari ketimpangan yang dimaksud. Ketimpangan ini sering juga
disebut indeks gini atau koefisien gini. Ini adalah salah satu ukuran umum untuk distribusi
pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan
kekayaan didistribusikan di antara populasi. Indeks Gini memiliki kisaran 0
sampai 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi yang sangat merata yaitu setiap orang
memiliki jumlah penghasilan atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukkan
distribusi yang timpang sempurna yaitu satu orang memiliki segalanya dan semua
orang lain tidak memiliki apa-apa.
Misalnya,
pada gambar peta di atas tersaji koefisien gini negara-negara di dunia yang
dinotasikan lewat warna. Dari peta tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan
masyarakat Indonesia lebih merata dibanding Malaysia. Dengan kata lain,
kesenjangan atau ketimpangan yang terjadi di Malaysia lebih tinggi daripada di
Indonesia. Koefisien ini bermanfaa untuk mengukur keberhasilan pemerintah meski
pun masih ada hal lain yang harus diperhatikan, misalnya pendapatan perkapita. Indonesia
lebih merata pendapatannya dibandingkan dengan Amerika, tapi pendapatan
perkapita masyarakat di Amerika belum tentu juga lebih rendah daripada
Indonesia.
Tulisan ini
saya buat dengan referensi beberapa sumber. Harapannya akan menjadi dokumentasi
perjalanan perjuangan pemerintah Indonesia dan sekaligus menjadi bahan bacaan
magi mata kuliah Analisis Kebijakan Industri dan Pengantar Ekonomi.
Upaya Pemerintah Indonesia dalam Menekan
Kesenjangan
Berdasarkan pernyataan Kepala Bappenas seperti yang diberitakan di Kompas Cetak beberapa hari lalu, Pemerintah akan mempercepat laju penurunan ketimpangan. Hal ini antara lain dilakukan dengan cara menjalankan program- program yang fokus pada 40 persen penduduk termiskin. Di tahun sebelumnya, faktor perbaikan kelompok 40 persen penduduk kelas menengah sudah lebih baik. Jika 40 persen penduduk dengan perekonomian terendah berhasil diangkat, ketimpangan akan berkurang.
Untuk tahun 2017 ini pemerintah telah mengalokasikan bantuan untuk 40 persen penduduk termiskin sebesar Rp. 124,5 triliun. Nggak tanggung-tanggung, bantuan itu diwujudkan dalam enam program.
Program pertama yang juga telah diaplikasikan oleh pemerintah
sebelum-sebelumnya adalah beras untuk rakyat miskin uniknya Indonesia adalah
meskipun negara ini dikenal sebagai negara agraris, kita selalu menjadi
pengimpor beras. Dan rakyat miskin di perkotaan hingga pedesaan menerima
bantuan beras yang dikenal sebagai Raskin. Untuk tahun ini alokasi Raskin
senilai Rp. 22 triliun yang akan disebar kepada 15,5 juta rumah tangga di
seluruh Indonesia.
Program kedua adalah Jaminan Kesehatan Nasional sebesar Rp 21 triliun untuk
94,4 juta jiwa. Saya sangat miris ketika membaca satu postingan viral di media
sosial tentang dokter yang menolak untuk mengobati salah satu pasien dengan
alasan dia tidak mendukung BPJS dan pasien tersebut berobat dengan menggunakan
BPJS. BPJS adalah salah satu bentuk program pemerintah dalam bidang jaminan
kesehatan. BPJS adalah bentuk tolong menolong dan gotong royong dalam hal
membantu saudara kita yang sakit. Bukan riba. Lagian kita nggak bermaksud
mengambil keuntungan dari sana, tapi keringanan biaya pengobatan yang nyata
sudah banyak sekali membantu masyarakat.
Program ketiga adalah bantuan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar
senilai Rp 8 triliun untuk 19,7 juta siswa. Meski sempat menuai kontroversi dan
ada haters yang nggak tanggung-tanggung untuk membully program ini, nyatanya
KIP sangat membantu siswa kurang mampu untuk memperoleh pendidikan yang layak. Dengan
adanya KIP banyak siswa bisa lulus wajib belajar 12 tahun. Dengan KIP juga
mereka bisa mengakses bantuan-bantuan pendidikan lain seperti Beasiswa
BIDIKMISI yang kuotanya sangat besar. Di Bandar Lampung sendiri Pemerintah Kota
memberikan Beasiswa Bina Lingkungan atau akrab disebut Bilink bagi siswa kurang
mampu hingga ke perguruan tinggi. Di kampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA)
dimana saya mengajar, terdapat kuota 150 mahasiswa BIDIKMISI dan 150 Bilink.
Program keempat adalah Program Keluarga Harapan senilai Rp 11 triliun untuk
6 juta rumah tangga sasaran. Ini sebenarnya program yang sudah lama ada. Saya sendiri
kurang begitu paham tentang program ini tapi terdapat fasilitator di setiap
Kecamatan yang akan memastikan program ini berjalan dengan baik.
Program kelima adalah subsidi listrik Rp 40,5 triliun untuk sekitar 23 juta rumah tangga sasaran. Listrik adalah permasalahan yang tidak pernah usai. Masalah energi akan selalu ada selama makhluk hidup masih ada di dunia. Di Lampung, tingkat elektrifitas masih jauh dari kata tercukupi. Hingga kini pemerintah terus mendukung elektrifikasi nasional baik melalui PLN maupun penerapan energi terbarukan. Di ITERA akan segera dibangun pembangkit listrik tenaga surya atau juga kami sebut dengan solar farming yang harapannya listriknya juga bisa dijual ke PLN. Adapun program subsidi listrik ini harapannya akan tepat sasaran karena memang di lapangan banyak sekali masyarakat kelas menengah ke bawah yang tidak mendapatkan akses listrik karena ketidakmampuannya untuk membayar hingga dicabut listriknya.
Program terakhir yang jadi fokus pemerintah adalah subsidi elpiji 3
kilogram alias gas melon senilai Rp 22 triliun untuk sekitar 28 juta rumah
tangga sasaran. Elpiji 3 kilogram ini awalnya memang diperuntukan bagi rumah
tangga menengah hingga menengah ke bawah sebagai selosi ketiadaan minyak tanah.
Tapi nyatanya gas elpiji melon ini banyak juga dikonsumsi untuk tujuan
industri. Alasannya karena gas ini lebih murah dan simpel dalam penggunaannya. Tidak
berat seperti gas 12 kilogram.
Dukungan
Pemerintah Terhadap Usaha Rakyat
Di tahun 2018, rencananya anggaran untuk enam program bagi 40 persen warga
miskin itu akan ditingkatkan alokasinya menjadi Rp 160-Rp 200 triliun. Dan nggak
hanya itu, pemerintah juga senantiasa memperkuat pemberdayaan usaha rakyat baik
yang mikro, kecil hingga menengah. Seperti telah dilakukan di tahun-tahun
sebelumnya, dukungan untuk usaha rakyat ini diwujudkan dalam pembiayaan Kredit
Usaha Rakyat (KUR).
Dengan adanya KUR ini, harapannya pertumbuhan ekonomi masyarakat akan meningkat karena adanya kemampuan mereka untuk berusaha sendiri. Tidak harus melulu bergantung pada bantuan pemerintah. Dengan demikian mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitarnya. KUR merupakan produk perbankan yang diberikan bagi UMKM dan koperasi yang memiliki prospek bisnis baik dan dinilai memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit.
Seperti diketahui, saat ini beberapa bank berkompetisi untuk mempromosikan
produk KUR dengan bunga seringan-ringannya. Dengan demikian masyarakat menengah
dapat mengakses pembiayaan ini bagi kebutuhan peningkatan produktivias
usahanya.
Pada tahun 2016, realisasi penyaluran KUR Rp 94,4 triliun dari plafon Rp
100 triliun. Sementara tingkat kredit macetnya 0,37 persen. Sekitar 66 persen
KUR mengalir ke sektor perdagangan dan 22 persen ke sektor produktif, yakni
pertanian, perikanan, dan industri. Sisanya disalurkan ke sektor jasa.
komitmen pemerintah untuk mempercepat laju penurunan ketimpangan telah dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah 2018. Dokumen yang akan menjadi panduan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 tersebut mengusung tema “Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”. Jika ketimpangan di daerah menurun, maka itu akan membantu menurunkan ketimpangan di tingkat nasional.
No comments
Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<