Hallo, 2022!
Nggak kerasa banget udah ganti tahun. Aku kayak masih mikir ini tuh masih tahun yang sama dengan kemarin dan kemarinnya lagi dan seterusnya. Aku awalnya kayak merasa tidak bisa menerima kenyataan bahwa, oh…udah tahun baru lagi dan aku udah ngapain aja gitu.
2021 buat aku lambat banget. Iya, cepet banget geraknya tapi akunya lambat. Sebagai seorang perfeksionis kompetitif, aku beneran kayak nggak nyangka aja aku sekarang udah mau masuk semester 4 kuliahnya. Kemudian Sakhaboy udah 3 tahun dan kami harus carikan dia sekolah.
Sempat ada rencana untuk pindah ke Bandung aja karena di sana HB bisa kerja. Bukan kerja sekedar kerja tapi aku ingin HB tuh belajar banyak hal, belajar apapun dari mana pun karena aku merasa dia yang sekarang adalah sulit untuk menerima hal baru. Padahal dulu dia anaknya keukeuh. Nggak bisa ngoprek blog pun dia akan berusaha. Nggak tahu sesuatu pun dia akan cari tahu. Dari baca blogpost di sini di tahun-tahun lampau juga aku menyadari bahwa dulu obrolan kami sangat berisi. Tapi sekarang, obrolan kami seputar,”besok pengin makan apa?” yang justru bikin mikir… ih manusia tuh ya mikirnya cuma makan.
Terus aku ngapain di 2021?
Hahaha… ternyata nggak banyak. Januari-Februari aku masih lanjut ikut Green Bootcamp-nya change.org disambi ikut PK LPDP 171. Dua event ini seru banget sih, andai enggak daring pasti nggak ada obat banget. Tapi kalau pun luring pasti aku harus memilih salah satu karena saat itu udah mulai masuk kuliah semester dua. Kabar baiknya adalah kuliahku nggak terlalu padat, aku sudah punya promotor dan co. promotor dan mereka sangat pengertian sekali.
Di awal tahun, aku masih energize banget untuk ngerjain proposal disertasi, ditambah aktivitas online juga makin banyak. Kayak merasa berkahnya mengalir aja terus gitu.
Sampai aku sadar titik aku berhenti adalah ketika Pak Ofyar wafat. Itu aku sesedih itu. Sedih, menyesal, sebal…banyak hal jadi satu. Namun jadi titik balik aku untuk berupaya mewujudkan pesan-pesan dan harapan beliau.
Salah satunya adalah pembentukan SDGs Center ITERA yang tepat banget pengin dilankukan pada 1 Juni, harus 1 Juni. Di sana aku menulis sekaligus membacakan naskah pendirian SDGs Center ITERA sebagai perwakilan dari Tim Pendiri.
Kemudian, meski awalnya keberatan karena Tugas Belajar, aku akhirnya berusaha memfokuskan diri pada kegiatan Lokakarya UI GreenMetric Wilayah Indonesia bagian Barat. Sebagai Ketua Harian Satgas ITERA for UIGM sekaligus Ketua Pelaksana kegiatan lokakarya, aku sadar aku gagal. Acara ini emang berat banget rasanya buat aku.
Thank God,
Kegagalan itu berbuah manis di ujung tahun dengan Raihan ITERA sebagai Kampus Berkelanjutan tingkat nasional ke-13. Naik 6 peringkat dari sebelumnya peringkat ke-19 dan Raihan The Most Sustainably Improved University pada tahun 2020. Ini baik sekali karena di awal keikutsertaan kami pada 2019, ITERA menduduki peringkat ke-24.
Selain itu aku ngapain? Hahaha…rasanya enggak ngapa-ngapain karena kegiatanku di Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB yang selesai masa baktinya pada Desember kemarin juga biasa-biasa aja. Honestly, aku berada di sana yang sesuai ekspektasiku. Aku tidak perform ya lantaran kurang dapat aja ruhnya. Ini membuat aku belajar banyak dan tidak mau terlalu bercita-cita muluk lagi di kepengurusan FORMATIP yang baru jalan setengah periode ini.
Iya, aku pengin chill aja gitu. Kayak nggak terobsesi pada apapun. Nggak pengin mengubah apa-apa dan ya biarin aja. Yang paling penting aku mengubah diri aku sendiri.
Sesantai itu sih aku menghadapi 2021 menjelang akhir tahun. Bahkan untuk ikut seleksi CPNS juga aku woles banget. Sewaktu SKD aku datang dalam kondisi sakit flu parah. Berujung nilaiku yaa… kecil deh bisa dibilang. Tapi aku masih dikasih kesempatan masuk dalam SKB bersama 8 orang lainnya dimana nilai SKD-ku ada di posisi peringkat 8. Parah, kan? Itu sih udah campur tangan Tuhan yang paling berperan. Pasalnya aku nggak menyiapkan diri dengan belajar kayak orang-orang. Aku kaget bahkan sampai ada yang udah ikut try out puluhan kali. Aku nggak paham lagi.
Aku sebenarnya nggak berharap banget masuk SKB, tapi begitu tahu aku masuk yaaa… artinya aku harus terus melaju. Ini kesempatan yang emang dikasih sama Tuhan. Meski pun lagi-lagi aku nggak belajar tapi masih juga dikasih kepercayaan dengan mendapat nilai yang baik. Hingga puncaknya aku nggak nyangka banget bisa jadi peringkat 1 dan lulus sebagai CPNS untuk Formasi S2 Teknologi Industri Pertanian di ITERA.
Udah beneran campur tangan Tuhan banget deh itu dengan aku memasrahkan diri. Aku Lebih bisa menerima diri di 2021. Mengakui bahwa diri ini rapuh dan Penuh kekurangan di sana sini. Bikin aku mikir yaa…segimana pun aku bikin rencana kalau Tuhan nggak berkenan yaudah nggak akan. Tapi kalau Tuhan udah berkenan, pasti akan terjadi apapun itu. Intinya aku selalu minta dikuatkan, diberikan petunjuk dan apapun yang terbaik menurut Tuhan aja udah.
Semua hal yang terjadi bikin aku melambat, kemudian chill aja udah di 2022. Tahun ini insyaa Allah Sakhaboy udah mau masuk Kober (Play Group) dan aku ikut alur aja apakah aku harus cuti tugas belajar atau bisa lanjut.
Bismillah 2022 segalanya lebih baik.
No comments
Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<