Saya hamil dengan kondisi placenta previa yang membuat banyak aktivitas
tidak bisa saya lakukan seperti biasa. Saya tidak bisa terlalu banyak bergerak,
tidak bisa stress, dan parahnya lagi tidak bisa Buang Air Besar (BAB) secara
rutin. Komplikasi dari semua kondisi ini mengakibatkan kondisi tubuh saya lemah
sekaligus tidak nyaman. Psikhis saya juga lelah.
Seperti yang saya baca dari The Asian Parent, hormon progesteron yang
diproduksi tubuh perempuan selama kehamilan melonggarkan otot sehingga menjadi
lebih lentur, termasuk otot di saluran pencernaan. Akibatnya, makanan yang
masuk ke usus dicerna dengan lebih lambat.
Di awal
kehamilan, komposisi zat besi dan kalsium yang terlalu tinggi dalam tubuh perempuan
hamil bisa membuat gejala sembelit menjadi lebih parah. Apalagi seperti saya
yang kondisinya harus bed rest sehingga
semakin memperparah sembelit. Setelah kehamilan semakin tua, ukuran anus juga
berubah lantaran untuk mengakomodasi bayi yang akan keluar dari rahim.
Saat tubuh
kesulitan membuang sisa makanan, terjadi pembusukan makanan dalam tubuh.
Pembusukan makanan inilah yang kemudian diserap oleh darah melalui dinding usus
dan bisa berdampak negatif pada ibu serta bayi yang dikandung.
Bagi perempuan
hamil, sembelit memaksa untuk mengejan kuat demi mengeluarkan feses yang keras.
Ini bisa berdampak terhadap wasir. Konon wasir bisa hilang setelah melahirkan. Namun
ini juga berbahaya bagi yang melahirkan melalui vagina.
Sembelit bisa
juga disebabkan karena kurang asupan air putih. Dalam konsisi hamil,
kebutuhannya berbeda-beda. Dalam kondisi berat tubuh lebih dari 60 kg, maka
kebutuhan air menjadi 2,3 per hari. Ini mengikuti rumus:
Jumlah kebutuhan
air = berat badan : 30
Beruntung saya
memang senang sekali mengonsumsi yoghurt. Selain rasanya menyegarkan di tengah
kondisi kehamilan yang membuat begah, gerah, dan serba tidak nyaman, yoghurt
mempunyai banyak manfaat.
yoforia.id |
Dari sekian
banyak yoghurt di pasar retail, saya paling suka dengan Yoforia. Ini adalah
fresh yoghurt dengan komposisi live probiotics dan tidak melalui
proses pemanasan setelah menjadi yogurt sehingga kondisinya terjaga.
Dalam memilih yoghurt, perlu juga dipertimbangkan soal rasanya. Jangan sampai
minum yoghurt malah berasa seperti minum obat. Nah, Yoforia menggunakan live
probiotics khusus sehingga rasa yang dihasilkan tidak terlalu asam dan teksturnya
lebih creamy. Sehingga mengonsumsi yoghurt selain menyehatkan juga menjadi stress healing karena menyenangkan.
Yoghurt andalan saya ini memiliki banyak varian rasa. Semuanya unik. Saya paling
suka Lychee Blast yang sungguh eksotis. Selama ini kalau makan yoghurt ya
paling rasa jeruk, strawberry, blueberry, atau plain. Nah, lychee blast yang
memang unik banget rasanya. Ini jadi satu pengalaman minum yoghurt yang membuat
ketagihan.
Selesai masa melahirkan yang penuh tantangan, cobaan saya belum selesai,
Kawan! Setelah melahirkan sebelum waktunya, ASI saya sulit keluar, lelah, dan
itu semua menimbulkan depresi yang tak bisa dianggap sepele.
Masalah sembelit juga belum hilang begitu saja. Lantaran melahirkan melalui
operasi caesar, saya menderita sembelit lumayan parah juga karena pengaruh obat
pada masa recovery. Sehingga saya
masih tetap harus mengonsumsi makanan berserat tinggi.
Yoforia lagi-lagi come to the resque.
Yoforia mengandung dietary fiber dari buah jeruk alami sehingga teksturnya lebih
lembut dan juga cocok untuk diet dan mengembalikan bentuk tubuh selepas
melahirkan.
“Mbak, kok badannya kayak nggak habis melahirkan, sih? Huhu... aku iri!”
Komentar-komentar semacam itulah yang membuat saya bersyukur. Bahwa meski
setiap perempuan hamil dan melahirkan itu tidak ada yang mudah, namun jika itu
dijalani dengan rela dan bahagia maka itu semua bisa dijalani dengan lebih riang.
No comments
Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<