Mencintai Jepang bagi saya bukan
sekedar ngotot pengin kuliah di sana. Namun mencintai Jepang artinya menerima
Jepang secara keseluruhan mulai dari budaya, wilayah, kuliner, semuanya. Mencintai
Jepang bagi saya adalah mencintainya seutuhnya dalam paket lengkap.
Eh tapi Itu saya sekitar sepuluh tahun yang lalu. Ketika saya menyadari begitu mudahnya saya belajar Bahasa Jepang sebagai bahasa asing yang baru. Ketika saya nggak bisa ketinggalan anime dari kecil hingga festival kebudayaan Jepang ketika kuliah. Ketika saya freak terhadap Laruku hingga AKB48. Mencintai Jepang juga membuat saya mencinta Hoka Hoka Bento. Secinta itu samai jinglenya tetap diaplikasikan hingga kini kalau ada yang cari-cari alasan atas sesuatu.
Eh tapi Itu saya sekitar sepuluh tahun yang lalu. Ketika saya menyadari begitu mudahnya saya belajar Bahasa Jepang sebagai bahasa asing yang baru. Ketika saya nggak bisa ketinggalan anime dari kecil hingga festival kebudayaan Jepang ketika kuliah. Ketika saya freak terhadap Laruku hingga AKB48. Mencintai Jepang juga membuat saya mencinta Hoka Hoka Bento. Secinta itu samai jinglenya tetap diaplikasikan hingga kini kalau ada yang cari-cari alasan atas sesuatu.
"... ada aja alasan ke Hoka Hoka Bento ... "
Sekarang saya sudah nggak segila itu
lagi. Saya nggak ingin kuliah di Jepang, tapi di Eropa. Saya nggak suka orang
Jepang tapi orang Sunda (kedip-kedip pacar). Saya nggak suka berimajinasi
dengan anime karena dunia nyata lebih menantang untuk ditentang. Bahasa Jepang
bahkan sudah menguap dari otak saya karena kelamaan nganggur di kepala. Namun saya
nggak pernah berhenti mencintai Hoka Hoka Bento meski hingga sekarang rebranding
jadi HokBen. Saya tetap cinta dia meski cuma makanan Jepang pura-pura.
Lah kok pura-pura?
Yaiyalah, kalau masih berupa kuliner
Jepang banget yang utuh tanpa modifikasi saya nggak yakin bakalan sesuka ini. LOL.
So, saya berterima kasih kepada Bapak
Hendra Arifin yang telah melahirkan HokBen bahkan jauh sebelum Bapak
saya dipertemukan dengan Ibu di tempat kerja yang sama. HokBen sudah jauh lebih tua
daripada saya, tak heran kalau HokBen terus bertumbuh dan melejit dengan
seksinya. Sehingga saya bisa menikmati HokBen yang pastinya jauh lebih sempurna
daripada zaman dulu kala.
Sebagai bukti cinta saya terhadap
HokBen, berikut saya hadirkan fakta-fakta HokBen yang mungkin belum kamu tahu. Ini saya rangkum dari kegiatan blogger gathering pada pembukaan gerai HokBen di Mall Boemi Kedaton dan dari beberapa referensi.
1.
HokBen Produk Indonesia
Pak Hendra Arifin konon adalah seorang yang
berprofesi sebagai karyawan sebuah perusahaan multinasional. Setelah hengkang
dari perusahaan tersebut, Pak Hendra berani merintis usaha kuliner ini di tahun
1985 di bawah nama perusahaan sendiri, PT Eka Bogainti. Nggak main-main, Dia
berani serius dengan pilihan hidupnya. Dia pergi ke Jepang, membeli lisensi
merek dagang sekaligus asistensi untuk Hoka Hoka Bento di Indonesia. Bahkan merek
itu di Jepang kini kabarnya tak ada lagi. Jadi 100% Hokben adalah milik orang
Indonesia.
Tak seperti restoran fast food
kebanyakan, untuk bisa dine in di HokBen kita harus berjalan melewati bufet kafetaria
mirip di Rumah Makan Ampera. LOL. Jadi pelanggan bergerak sambil memilih
makanan a la carte atau paket.
Produknya merupakan adaptasi dari
kuliner Jepang seperti yakiniku, teriyaki, burakkupeppa yang merupakan tumisan
daging dengan pilihan daging ayam atau sapi. Ada juga produk yang sekedar
gorengan seperti katsu ayam, ekkado, ebi furai, egg chicken roll, shrimp roll,
kani roll, tori baaga hingga kudapan seperti salad, sup, dumpling dan
sebagainya. Sebagai dessert ada es sarang burung, es ogura dan sebagainya.
Paket Bento Spesial 4 (58k), Shrimp Ball (23k) dan Es Sarang Burung (12k) |
HokBen pandai mengulik citarasa kuliner
Jepang sehingga cocok di lidah orang Indonesia. Orang dewasa hingga anak-anak
pun bisa menikmati produknya. Apalagi sudah ada kidzu bento untuk anak-anak
yang lengkap dengan mainannya. Bahkan kesukaan masyarakat Indonesia pada
masakan pedas pun dipertimbangkan oleh HokBen dengan menghadirkan Hot n Spicy
Teriyaki.
Hot n Spicy Beef (42.5k) dan Chicken Teriyaki (32.5k) |
2.
Awalnya Adalah Bisnis dengan Konsep
Take Away
Hoka Hoka Bento saat itu benar-benar merupakan
hal baru di Indonesia. Dulu bisnis ini di Jepang berkonsep take away hingga
diadaptasi di Indonesia sebagai restoran fast food yang lebih praktis dan
higienis. HokBen lahir di sebuah gerai di Kebon Kacang, Jakarta.
Pada tahun 1990 Hoka Hoka Bento pertama
kali membuka restoran di luar Jakarta, yaitu di Bandung. Hingga kini terdapat
23 gerai di kota ini. Hoka Hoka Bento pertama kali membuka gerainya di Surabaya
pada tahun 2005, dan hingga kini terdapat 13 cabang di Surabaya. Pada 2008
dibuka pula gerainya yang pertama di kota Malang. Pada tahun 2010 Hoka Hoka
Bento mengembangkan sayapnya ke wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali.
3.
Rebranding yang Terus Berlanjut
Geliat usaha di bidang restoran fast
food semakin menjamur di Indonesia. Bukan sekedar milik orang lokal, restoran
fastfood di Indonesia juga dimiliki oleh orang asing. Semua bersaing mengikuti minat
konsumen dan terus berkembang jika tak ingin digilas zaman.
Sehingga pada 15 Oktober 2013 Hoka Hoka Bento mengganti
namanya seiring dengan keharusan untuk ‘bergaul’ dengan konsumen milenialnya. Ini
lantaran orang Indonesia yang suka menyingkat-nyingkat nama. Segalanya lebih
mudah disebut dengan akronim, demikian juga dengan Hoka Hoka Bento yang lebih
enak disapa HokBen. Singkat dan akrab seperti sahabat.
Transformasi logo HokBen |
Maskot Hoka Hoka Bento adalah sepasang
anak-anak yang digambarkan seperti tokoh-tokoh dalam anime Jepang kebanyakan. Taro
adalah anak laki-laki berbaju biru dan Hanako adalah perempuan yang berbaju
merah. Sebagai maskot sekaligus logo. Taro dan Hanako terus berkembang, tak
melulu tampak utuh sebadan tapi kini hanya nampak kepala seiring dengan
perubahan nama Hoka Hoka Bento menjadi HokBen. Lebih simpel namun elegan.
4. Mendekati Konsumen
HokBen memang tidak semudah itu membuka gerai baru. Dia
lebih suka berdiri sendiri daripada harus mendompleng dengan orang lain. Hokben
biasanya muncul sebagai HokBen Express di food court mal-mal di kota. Atau memilih
sendirian.
Untuk menjemput bola, HokBen selalu hadir di titik
keramaian. HokBen sendiri hadir di stasiun kereta, bandara, atau area
perkantoran.
YOU JUST A “SUMPIT” AWAY FROM HOKBEN
Ini adalah tagline dari aplikasi HokBen
yang bisa diunduh gratis di Playstore. HokBen semakin dekat karena bisa
direngkuh dengan jari via smartphone. Setelah memiliki jaringan Call Center
1500505 pada tahun 2007 dan layanan pesan online pada tahun 2008, HokBen
menyediakan fasilitas drive thru di beberapa gerai restorannya pada tahun 2010.
Pada 2012 ada Hocafe yang merupakan HokBen dalam versi kafe sehingga kita bisa
nongkrong dan minum kopi. Sayangnya Hocafe baru ada di Ibukota.
Selain dekat dengan konsumen dalam
versi produknya, HokBen juga dengan dengan masyarakat dengan Corporate Social
Responsibility-nya (CSR). Dengan taglinenya Share to Love, Love To Share With HokBen, CSR HokBen rutin menggelar kegiatan bagi masyarakat
seperti donor darah rutin dua kali setahun, buka puasa bareng, dan aktivitas
sosial lainnya yang hanya sekedar seremoni dan sesekali hingga yang
berkelanjutan seperti beasiswa anak petani dan juga Kejar Paket C.
5.
Fokus dan Community Pattern
Alih-alih tergoda untuk melebarkan sayap dengan merek
dagang baru, PT Eka Bogainti tetap setia hanya dengan HokBen. Fokus menjadi restoran
Jepang yang Indonesia banget. Fokus menjaga cinta para pelanggannya.
Community pattern HokBen |
Kalau diperhatikan lebih dalam, pattern
yang digunakan oleh HokBen ini ternyata ada maknanya loh. Jadi bukan asal
corat-coret semata. Community Pattern yang menempel di cup hingga dinding ini
ada filosofinya yaitu 100% premium beef tanpa lemak, Parent n kid, welcoming
hello, friendship, respect, pride.
6. Excellent Halal
dan Penghargaan Lainnya
Halal certificate is a must ya untuk
restoran yang berada di Indonesia yang mostly penduduknya adalah muslim. Proudly, HokBen
telah mengantongi sertifikasi halal dari MUI sejak 2008 silam. Sertifikat yang
selalu direview setiap dua tahun sekali itu kini sudah bernilai excellent. Pada
2017, HokBen mendapatkan jaminan sertifikat Sistem Jaminan Halal dengan nilai
A. Sehingga tak hanya di restoran, bahkan seluruh vendor HokBen dijamin aalal. Mulai
dari penyedia bumbu hingga penyedia dagingnya semuanya halal.
Jadi ingat dulu heboh boikot HokBen karena belum bersertifikasi halal. Padahal mah sudah. Saya pun enggak goyah sih. Saya kan kalau udah cinta mah ya cinta aja. LOL.
Jadi ingat dulu heboh boikot HokBen karena belum bersertifikasi halal. Padahal mah sudah. Saya pun enggak goyah sih. Saya kan kalau udah cinta mah ya cinta aja. LOL.
Di usianya yang hampir memasuki golden age, HokBen
tentu harus memasuki era modernisasi demi menjaga konsumennya. HokBen menerima
penghargaan Indonesia WOW Brand 2015. Pada 2017 HokBen menerima penghargaan
Brand of The Year 2017-2018 sebagai Quick Service Restaurant in Indonesia.
Sertifikat Brand of The Year |
Terkait dengan hak dagang, HokBen merupakan merek
dagang asli di bawah PT Eka Bogainti dan terdapat produk dengan HAKI yang hanya
dimiliki oleh HokBen. Produk tersebut adalah Tori No Teba yang merupakan sayap
ayam dan Ekkado yang berbahan dasar telur burung puyuh. Tori No Teba dan Ekkado adalah menu kreasi HokBen dan tidak boleh ada yang menggunakan nama dan resep yang sama.
Jadi jika ada produsen makanan lain yang menggunakan nama serupa dapat dijerat dengan pasal perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Jadi jika ada produsen makanan lain yang menggunakan nama serupa dapat dijerat dengan pasal perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
So, hati-hati ya. Meski saat ini
HokBen masih nampak woles aja dengan segala macam menu bernama Ekkado yang ditawarkan
oleh produsen lain, bukan berarti HokBen pasrah lho. Sebaiknya aware sejak dini
ya kalau tak ingin berurusan dengan penjara.
7. HokBen di
Lampung Perdana di Sumatera
Setelah menanti sekian lama, akhirnya Hokben hadir
juga di Lampung. Lantaran saya emang sudah ngidam Hokben sejak hamil muda di
awal tahun ini dan nggak sempat ngabur ke Jawa untuk beli, ya saya merasa
seperti kejatuhan bulan. Hokben Cimahi adalah saksi saya membatalkan puasa dan
Hokben Stasiun Bandung adalah yang teridola setelah Hokben Jalan Kaliurang di
Jogja.
“Karena kami concern pada keamanan dan kualitas pangan makanya kami buka di Lampung dan belum akan membuka gerai di daerah lain di Sumatera,” kata Mbak Irma Wulansari dari Divisi Marcom Hokben pada gathering pembukaan Hokben di Mall Boemi Kedaton, Kamis (18/10).
Konon gerai HokBen di Lampung adalah yang ke 147 dan
pertama di Sumatera. Jadi produk-produk HokBen yang tersebar di seluruh Pulau
Jawa dan Bali (juga sekarang Lampung) masih di produksi dari satu pabrik yang
sama di Jakarta. Demi menjaga kualitasnya, HokBen belum berani untuk membuka
gerai lain di daerah yang akses transportasinya masih sulit atau jauh. Sehingga
Lampung menjadi pilihan karena merupakan pintu gerbang Sumatera dan mash dekat
dengan Jakarta.
Ebi Furai lengkap dengan informasi nilai gizi |
Tak hanya itu, Hokben juga concern dengan nutrisi
pangan. Hal ini terlihat dari kualitas daging yang merupakan whole beef tanpa
lemak dan juga tersedia informasinilai gizi di setiap menu yang kita bisa tengok
di websitenya. So, ini bisa jadi acuan buat kamu-kamu yang aware dengan jumlah
asupan kalori yang dikonsumsi sehari-hari.
Promo opening |
Special Promo Oktober di HokBen |
Dalam rangka perayaan pembukaan gerainya, Hokben
Lampung menawarkan banyak banget promo hingga akhir Oktober 2018. Nampaknya masyarakat
Lampung emang freak juga dengan Hokben dibuktikan dengan mengularnya antrian
pada hari kedua setelah buka seperti di foto yang saya jepret ini.
Antrian take away yang terpisah dengan antrian dine in |
So, sudahkah kamu berkunjung ke HokBen Lampung di Mall
Boemi Kedaton? Selamat berkelana rasa!
Referensi:
https://www.hokben.co.id
Foto:
Koleksi pribadi dan www.hokben.co.id
Mantap Mbak, ulasan 7 fakta Hokben mengupas lengkap nih! ;)
ReplyDeleteWahahahha aku dulu juga fans jepang deh. Apa apaamaunya jepang.. Kebayang masakan jepang cumacikan mentah. Syukurlah hadirnya HokBen mengubah stigma negatifku itu hehhehe
ReplyDeleteUlasannya kece banget, senang bisa menjadi saksi buka HokBen Lampung ya. Seruuu
ReplyDeleteSeru ya saat jadi saksi sejarah HokBen. Hadir memanjakan konsumen tapi ada juga csr nya. Cocok banget menunya di lidah.
ReplyDeleteMembaca kisah wirausaha kaya gini tuh bikin nambah motivasi banget. Bisa aja gitu ya inovasinya, dan memang hasilnya nyata banget.
ReplyDeleteBtw, aku belom pernah makan di hokben. Semoga segera hadir di Jepara deh.
Wah keren,lampung udah ada hokben dan mmenjadi yang pertama di Sumatra. Jujur, aku kurang suka makanan jepang tapi belum tau dengan hokben atau menu jepang lain yang diolah oleh orang indonesia
ReplyDeleteDan langsung membaca fakta nomor 6. Alhamdulillah, Hokben halal ya. Jadi penikmat kuliner muslim tidak perlu was-was lagi. Senang baca ulasannya Mbak Rinda, apalagi ada keterangan harga di setiap foto menunya :)
ReplyDeleteWuiih...
ReplyDeleteAntrian panjang beneerr....kan uda lapaarr...
Lengkap banget tulisannya Rin.
Ditemenin sama pacar yang urang Sunda yaah...???
Haahha~
Itu sayap ayam menggoda....hi2, beda ya kalo udah dimasak di HokBen..
ReplyDeleteUdah sertifikat halal..wah HokBen makin jadi pavorit nih..
Asli mbak, aku kangeeeennnn bangettt sama hokben. Aku baper liat foto2nya.coba ada di banjarmasin yak. Apalagi sekarang uda halal mui berkelanjutan. Makin enak makan di hokben
ReplyDeleteWuah ternyata yang punya orang Indonesia ya. Kukira orang Jepang asli 😅😅
ReplyDeleteAku belum pernah ke hokbeeeen
Di jember belum ada, apalagi Lumajang
😅😅
Aku nyoba hokben beberapa kali tapi ya makanan yg dikenal aja. Kalau macem2 blm coba lagi
ReplyDeleteHokben lumayan jadi favorit. Ala2 Jepangnya boleh. Dulu dan sekarang masih suka dan berjeinginan ke Jepang
ReplyDeleteAku fong langsung menuju nomor 6 karena judulnya bombastis. Memang sik yaaaaaq harus halal karena mayorutas muslim di Indonesia supaya yang makan tenang dan nyaman
ReplyDeleteWaduh Mbak aku tadi kaget baca fakta nomor enam, lalu kepo deh siapa yg pakai Ekkado. Anyway antrian di Lampung udah dipisah ya? Kayaknya Jogja belum, atau aku yang ga ngeh?
ReplyDeletekarena itulah aku bersyukur banget bisa tinggal di jakarta krn gerai hokben udah banyak. deket rumah jg ada.. dan emang selain enak jg halal.. jadi kanctenang kalau jadi langganan
ReplyDeleteTerimakasih hokben
ReplyDelete