E for Eliminasi (Foto: Anonim) |
Kesehatan
(Kemenkes) RI semakin serius mengejar taget SGDs eliminasi hepatitis C pada
2030. Pasalnya penyakit hepatitis merupakan masalah besar bangsa ini dan
pembunuh nomor dua setelah tuberculosis. Berdasarkan data Kemenkes, ada sekitar
2,9 juta penduduk Indonesia yang mengidap penyakit hepatitis.
Saya
bersama Tapis Blogger menghadiri undangan Kementerian Kesehatan RI dalam acara
Temu Blogger dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Hepatitis Sedunia
ke-8 dengan tema “Eliminasi Hepatitis
Menuju Keluarga Sehat, Selamatkan Generasi Penerus Bangsa” di Hotel Asoka
Luxury, Sabtu (29/7/2017). Hari Hepatitis Sedunia yang ditetapkan setiap
tanggal 28 Juli, hari dimana Baruch
Samuel Blumberg sang penemu virus Hepatitis B lahir.
Kami menyimak
presentasi Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Kemenkes RI, dr. H.Muhammad Subuh yang diwakili oleh dr. Wiendra Wororuntu dan dr. Rhino Ghani. Sesi diskusi merupakan sesi yang
paling seru karena kebanyakan peserta sangat dekat dengan penyakit ini. Entah keluarganya
ada yang menderita hepatitis atau dia sendiri adalah pengidap penyakit
berbahaya ini.
Tentang Hepatitis dan Jenis-jenisnya
Hepatitis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peradangan sel-sel
atau organ hati yang disebabkan oleh bakteri, virus, proses autoimun,
obat-obatan, perlemakan, alkohol dan zat berbahaya lainnya. Sedangkan hati atau
liver adalah organ tubuh yang berfungsi mengatur metabolisme, membuat protein,
menyimpan vitamin dan zat besi, mengeluarkan racun dan memproduksi empedu. Maka
jika hati tak berfungsi dengan baik, dapat dipastikan akan terjadi
ketidakseimbangan dalam tubuh sehingga mengakibatkan penyakit serius bahkan
kematian.
World
Hepatitis Day is recognized annually on July 28th, the birthday of Dr. Baruch
Blumberg (1925-2011). Dr. Blumberg discovered the hepatitis B virus in 1967 and
two years later developed the first hepatitis B vaccine and for these
achievements won the Nobel Prize.
(www.cdc.gov)
Penamaan jenis penyakit hepatitis bukan berdasarkan fase-fasenya tapi berawal
dari penemuan virus hepatitis oleh Blumberg. Maka penyakit tersebut diberi nama
hepatitis B. Selanjutnya ditemukan lagi virus berbeda. Jadi tidak ada kaitan
antara hepatitis A dan B karena bukan dari hepatitis A dan menjadi parah
menjadi hepatitis E. Berikut penjelasannya.
1. Hepatitis A
Penyakit ini banyak diderita oleh anak kos atau
pekerja keras dengan pola makan dan hidup yang tidak teratur. Hepatitis A
merupakan penyakit infeksi hati yang menular melalui makanan/minuman yang
tercemar VHA yang berasal dari tinja
penderita. Hepatitis A bersifat self
limiting (sembuh sendiri) dan tidak
menjadi kronis. Namun walau demikian, tetap saja harus dicegah sedini mungkin dengan cara memasak makanan dan
minuman sampai matang, membudayakan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan pemberian imunisasi Hepatitis A.
Gejala awal penyakit ini mungkin sedikit mirip dengan
penyakit tipes. Mulai dari demam, lesu, nafsu makan rendah, mual, nyeri pada
perut bagian kanan atas, hingga air seni berwarna seperti teh dan terus (warna kekuningan pada mata dan kulit).
Kata dr. Wiendra, hepatitis A pada umumnya menyerang sekali dalam seumur hidup.
2. Hepatitis B
Penyakit hati yang disebabkan virus Hepatitis B, 80 %
menjadi kronik. Penyakit ini ditularkan melalui darah, sperma, air iur dan
cairan otak. Kelompok yang lebih beresiko terkena peyakit ini adalah bayi dari ibu penderita Hepatitis B, mereka
yang bekerja dengan darah dan produk darah, pengguna jarum suntuk tidak steril,
pengguna tattoo, tindik, pisau cukur, pasangan homosex, sering berganti
pasangan. Penyakit ini dapat dicegah
dengan segera memberikan imunisasi setelah bayi lahir (sebelum 12 jam),
lanjutkan 3 dosis pada usia 2, 3 dan 4 bulan.
Gejala penderita Hepatitis B hampir sama dengan
Hepatitis A, namun banyak yang terlambat mengetahuinya. Bisa jadi karena
menganggap remeh, atau juga karena tak tahu.
We examined the associations between hepatitis B virus
(HBV) or hepatitis C virus (HCV) infection and the development of diabetes in a
cohort (N = 439,708) of asymptomatic
participants in health screening examinations. In this large population at low
risk of diabetes, HBV and HCV infections were associated with diabetes
prevalence and HBV infection with the risk of incident diabetes. Our studies
add evidence suggesting that diabetes is an additional metabolic complication
of HBV and HCV infection
(Hong et al, 2017).
3.
Hepatitis C
Penyakit ini kebanyakan menular melalui darah.
Sebelumnya, transfusi darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C.
Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat dalam
proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui
penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan
body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis.
Penularan virus hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan
melalui hubungan seksual dan dari ibu ke anak saat melahirkan, tetapi kasusnya
lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang yang sehat
menyebarkan virus ini tanpa disadari.
Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun,
hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang. Pada
sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh
sehingga mengganggu fungsi liver.
4. Hepatitis D
Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B.
Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +)
juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan
(koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).
Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis
D mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal
hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis D biasanya
mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%)
menjadi sirosis.
Belum ada vaksin untuk virus HBV. Tapi kalau sudah divaksin hepatitis B
maka insyaa allah nggak akan ada yang D karena biasanya virus ini nggak bisa
hidup tanpa virus hepatitis B.
5. Hepatitis E
Virus ini mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E
(HEV) ditularkan melalui kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi
di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.
Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak
menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita hepatitis E sembuh
tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%),
terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang
berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara
komersial. Anda hanya dapat mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan
yang baik.
Pencegahan Hepatitis
“Ada seorang pasien dengan hepatitis B datang ke saya. Dia
cerita kalau pernikahannya yang tinggal dua minggu lagi dibatalkan oleh pihak
laki-laki karena pasien menderita hepatitis B,” cerita dr. Rhino.
Padahal
penyakit hepatitis dapat dicegah dan diatasi dengan menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), Imunisasi Hepatitis B (HBO) kurang dari 24 jam setelah
bayi Iahir, dilanjutkan vaksinasi HB 1,2 dan 3. Kemudian pemberian hepatitis B
immunoglobulin (HBIG) pada bayi yang lahir dari ibu yang kurang dari 24 jam
setelah kelahiran dan menggerakkan masyarakat imunisasi Hepatitis B, dan
melakukan imunisasi Hepatitis B secara mandiri.
Selain
itu, kita juga perlu melakukan Deteksi Dini Hepatitis, khususnya bagi ibu hamil
dan kelompok berisiko, melakukan pengobatan yang tepat pada penderita Hepatitis
dan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan. Kelompok beresiko
ini siapa? Ada tenaga kesehatan, keluarga dengan penyakit hepatitis dan
orang-orang yang hidup di lingkungan tidak sehat.
Deteksi
dini hepatitis dihargai senilai Rp. 1,5 juta. Cukup lebih murah daripada
penyakit-penyakit lainnya. Di beberapa faskes juga bisa dilakukan deteksi dini
menggunakan fasilitas BPJS. So, perlu ditanyakan juga apakah faskes di sekitar
kita sudah bisa melayani deteksi dini hepatitis dengan BPJS.
Lumayan ya biayanya tapi demi kesehatan oke banget deteksi dini Hepatitis
ReplyDelete