Judulnya apa banget, ya. LOL.
Sebagai newbie di dunia keluarga muda, saya merasa
sangat terhimpit dengan tuntutan. Saya baru sadar kalau hidup benar-benar penuh
dengan tagihan yang nggak bisa dibayar hanya dengan kasih sayang. Umm...
menjelang niat menuju akad sebenarnya sih saya sudah memikirkan tentang
keuangan keluarga, itu kenapa saya anaknya jadi sangat perhitungan soal familly
planning, etc.
Saya juga sudah pernah bekerja beberapa kali. Sering juga
dapat job freelance entah dari blog, jadi interpreter, atau job lainnya. Tapi saya
nggak pernah tau kemana larinya uang saya.
Sampai Ibu bilang ke HB,”Rindanya jangan dipegangin uang,
ya, A.” #cry
Karena ya takut ilang kemana-mana. Tapi masa iya HB
sang presiden harus merangkap sebagai menteri keuangan. Huhu... saya merasa
sangat useless.
Hingga akhirnya saya menerapkan beberapa hal untuk
mengerem nafsu saya dalam membuang-buang uang. Ini yang saya lakukan.
1.
Memisahkan antara kebutuhan atau sekedar
keinginan
Saya
anaknya sangat mudah dikecoh oleh hal-hal imut di toko stationery. Saya juga
masih mengoleksi hal-hal berwarna biru dan doraemon. Saya juga masih suka gemas
liat beruang lucu padahal ada beruang nyata yang bisa diuyel-uyel tiap hari. Saya
seremeh itu, gaes.
Dukung kami untuk punya rumah beneran yaaa |
Belum
lagi saya yang masih suka konkow dan jajan makanan-makanan mahal yang enaknya
ternyata Cuma di level rata-rata. Parahnya saya biasanya melakukan ini
sendirian dengan dalih mau kerja dan butuh akses internet cepat yang kebanyakan
disediakan oleh kafe-kafe modern. Ya, saya selemah itu.
Dalam
hal ini saya terbantu banget dengan adanya HB yang suka nyindir, bukan marahin,
kok. Bukan.
“Sebenarnya kamu butuh atau pengin?”
Bahkan
ketika saya menemani HB untuk kulakan barang dagangan untuk persiapan di
tokonya yang baru. Saya cenderung pilih stuff yang unik dan lucu menurut saya. Sedangkan
menurut analisis pasar dan perencanaan keuangan HB, itu nggak masuk sama
sekali. -______-
Gara-gara
sering diingatkan saya jadi malu sendiri. Sekarang lebih sering mikir dulu
kalau mau ngomong pengin beli apa-apa. Saya jadi lebih sering melihat ke arah
kamar yang berantakan dan printilan-printilan terlantar yang belum dibelikan
lemari.
2.
Membuat skala prioritas
Selama hampir lima tahun sama HB, kami nggak pernah
ribet dan saya sendiri nggak pernah bijak mengatur finansial. Beasiswa saya aja
amblas. Gaji HB kerja dan buka toko yang di Bandung juga bablas. Alasannya, “ya
kan kami LDR. Jadi kalo setiap ketemu harus seneng-seneng. Harus jalan-jalan. Pacaran
di kafe. Etc.” Padahal, setiap adanya tiket promo itu bulshit banget. Tetap aja
pengeluaran membengkak untuk ini-itu yang lainnya karena merasa udah hemat di
satu sisi.
Sampai-sampai waktu kami mau nikah kami (khususnya
saya) merasa sangat tertampar. Ditampar bolak-balik sama realita itu sakit,
gengs. Kami nggak punya tabungan banyak apalagi sampai merencanakan tabungan
pendidikan anak.
Kami butuh mobil meski ngontel itu asyik |
So, saya pengin merasa secured dulu dengan saldo di
tabungan. Saya pengin atur semua target-target dengan keuangan yang baik. Sekarang
ini yang kami butuhkan rumah. Terus kami butuh mobil. Sambil juga nabung buat
haji. Persiapan kuliah S3. Jalan-jalan harus ada budgetingnya sendiri. Ya, gitu
deh.
3.
Disiplin nabung di bank dengan berbagai
rekening
Sejak tinggal di Jogja dan sering hunting promo tiket
dan buku, saya emang memakai layanan internet banking dari BNI. Pertama, karena
jadi satu dengan kartu mahasiswa di UGM. Kedua, karena cabangnya banyak ada
dimana-mana. Ketiga, enggak ribet dengan segala fiturnya.
Saya bisa membuat beberapa akun untuk keperluan yang
berbeda. Rencananya, kelak semua gaji dari blog akan saya masukkan ke rekening
A. Lalu payroll gaji dari kampus saya masukkan ke rekening B. Selain itu saya
punya rekening C untuk menyimpan tabungan. Rekening saya yang dilengkapi dengan
ATM hanya rekening B. Jadi setelah gajian saya bisa langsung masukkan ke pos
pengeluaran. Sisanya harus bisa buat hedon sebulanan
4. Haram membelanjakan uang pecahan Rp. 20.000
Ini ajarannya HB sejak beberapa tahun silam. Haram bagi kami untuk membelanjakan uang pecahan RP. 20.000. Uang itu dikumpulkan untuk tujuan tertentu. Kalau dulu saya pakai uang itu untuk beli hal-hal yang sifatnya tersier. Yakan kita butuh sesuatu yang membahagiakan. Bukan cuma yang kita butuhkan meski hanya boleh kadang-kadang.
Di gambar ini adalah uang pecahan Rp. 20.000 yang terkumpul sejak kami menikah. Penginnya dibelikan sesuatu yang sampai saat ini masih tertahan di angan-angan. Wah, apa tuh? Adaaaaa deh. KEPO. LOL.
Ya bisa aja sih menabungkan uang pecahan lain. Kalau menurut kami pecahan Rp. 20.000 adalah pecahan yang peluangnya paling jarang di dapat dan nominalnya lumayan.
4. Haram membelanjakan uang pecahan Rp. 20.000
Ini ajarannya HB sejak beberapa tahun silam. Haram bagi kami untuk membelanjakan uang pecahan RP. 20.000. Uang itu dikumpulkan untuk tujuan tertentu. Kalau dulu saya pakai uang itu untuk beli hal-hal yang sifatnya tersier. Yakan kita butuh sesuatu yang membahagiakan. Bukan cuma yang kita butuhkan meski hanya boleh kadang-kadang.
Di gambar ini adalah uang pecahan Rp. 20.000 yang terkumpul sejak kami menikah. Penginnya dibelikan sesuatu yang sampai saat ini masih tertahan di angan-angan. Wah, apa tuh? Adaaaaa deh. KEPO. LOL.
Ya bisa aja sih menabungkan uang pecahan lain. Kalau menurut kami pecahan Rp. 20.000 adalah pecahan yang peluangnya paling jarang di dapat dan nominalnya lumayan.
5. Menggunakan fitur pengelola finansial
pribadi
Memajang target-target keuangan di sticky note yang
ditempel di dinding rasanya sudah so last year banget ya. Saya nggak lagi
melakukan itu kecuali hanya sebagai booster supaya bisa dilihat tiap hari. Tapi
aksi nyatanya saya bisa langsung action via rekening BNI saya.
Di BNI internet banking ada fitur pengelola finansial.
Fitur ini cerdas banget karena membuat kita nggak ada alasan lagi untuk
mengelak. Nggak ada lagi alasan,
” Ah, nabungnya besok aja.”
Karena uang kita sudah otomatis tertransfer pada
tanggal yang telah kita tentukan.
Misalnya nih, target terdekat saya adalah membangun
rumah kecil-kecilan. Jadi ceritanya saya sudah membeli kaving tanah sejak
sebelum menikah dengan cara mencicil langsung ke ownernya. Bukan via bank atau
perusahaan. Sekarang saya dan HB masih ngontrak rumah. Sedih banget kalau tiap
tahun harus ngasih uang ke orang tapi saya disuruh ngerawat rumahnya dengan
sepenuh hati. So, saya harus punya rumah. Kebayang kalau saya tiba-tiba punya
anak tapi belum punya rumah, pasti makin besar tanggungan dan target yang harus
kami kejar.
Cara mengaktifkannya gampang banget.
-
Login ke BNI Internet Banking
-
Pilih Menu Pengelolaan Finansial
Pribadi. Lalu pilih menu Pengaturan Tujuan.
-
Pilih menu Tambah Tujuan Keuangan dan
atur sendiri perencanaan keuangan kita. Karena saya mau nyicil buat rumah, maka
saya memasukkan Rp. 70.000.000 sebagai target. Kalau beli rumah sih nggak bakal
bisa dapat. Di menu ini nanti akan muncul berapa yang harus kita tabung setiap
bulannya.
-
Sinkronisasi dengan rekening debet yang
akan digunakan. Misalnya saya, memilih BNI Taplus. Maka saya tinggal memasukkan
nomor rekening, selanjutnya mengatur transaksi berulang ke nomor rekening
tersebut setiap bulannya. Untuk menyelesaikan proses diperlukan otorisasi
menggunakan BNI e-Secure/m-Secure. Make sure kamu sudah pakai BNI Internet Banking,
ya.
-
Pilih menu Lihat Perkembangan Tujuan Keuangan untuk memonitor grafik
pencapaian tujuan keuangan terakhir. Di sini bisa kelihatan target keuangan
kita ada di posisi mana dengan menggunakan diagram. Nggak perlu lihat punya
saya dong ya. Bisa malu saya. LOL.
So, thanks banget kepada BNI atas
hadirnya fitur personal financial management ini!
Fitur ini
sebenarnya intinya transaksi berulang sih menurut saya. Tapi di situ
bisa tertera jelas tujuan finansial kita apa, jadi nggak meraba-raba. Saya juga
jadi merasa diingatkan terus dengan adanya fitur ini. Diingatkan akan
target-target yang masih sangat jauh panggang dari api.
6.
Punya
target finansial bukan berarti harus puasa daud terus, gengs!
Itu kiasan aja ya. Bahwa punya target finansial nggak
berarti bahwa kita harus benar-benar mengerem pengeluaran untuk makanan. Yakalo
puasa daud tapi asupan nutrisinya tetap lancar dan terjamin sih oke banget. Tapi
kalau puasa daud gara-gara ngiritnya kebangetan ya ini yang perlu diluruskan
lagi niatnya. Tapi punya uang banyak juga bukan berarti harus dihabiskan
seketika.
Saya dan HB punya target finansial untuk membangun
rumah dan beli mobil dalam waktu dekat. Belm lagi target saya untuk kuliah S3. Tapi
itu bukan berarti kami juga nggak bisa hepi-hepi. Kami juga punya rencana
liburan dan jalan-jalan. Yakan nyari duit juga untuk kebahagiaan. Kalau nyari
duit ujungnya stress cuma mikiran tagihan ya ngapain gitu.
Staycation is lyfe |
Hidup ini harus seimbang. Kalau kata ibu saya sih,
cita-cita dan realita itu nggak bisa dipisahkan. Kita punya cita-cita yang
setinggi pindah ke planet mars, tapi perlu diingat juga kita harus menjaga jiwa
dan raga untuk selalu sehat dan seimbang supaya bisa benar-benar menjalankan
tugas kita sebagai manusia. Apa hayooooo? IYAP! BERIBADAH. Apapun yang kita
lakukan di muka bumi ini harus diniatkan ibadah. Demikian juga untuk urusan
menabung. Insyaa Allah lebih mudah.
Udah kayak orang mature beneran, belum? Maklumlah abis
ulang tahun (>.<)v
Prinsip 'habiskan gaji' itu sangat efektif. Jadi di awal bulan sdh hrs dialokasikan sesuai pos2nya. Jd biaya hidup gak membengkak..
ReplyDeleteajari aku investasi, tho!
DeleteSetelah menikah memang penting banget ya ilmu perencanaan keuangan ini. Aku lagi berusaha nabung harian sekarang buat cadangan kalau akhir bulan uang menipis. Pernah nyoba nabung 20ribu itu tapi gagal. Huhu
ReplyDeleteit works banget buat aku, alhamdulillah :D
DeleteSuka sama kotak tabungan uang 20rbnya ��
ReplyDeletekotak mahar >.<
DeleteAku dulu jg boros bangetttt mba, apalagi hobiku traveling. Tp sejak nikah, mau ga mau hrs belajar atur keuangan. Untungnya aku dan suami kerja di bank asing, jdnya kita punya akses lbh mudah dengan benefit staff utk membuat rekening2 khusus tabungan plus investasi. Kalo ga dipaksa gini, tabungan ga bakal ada :D.
ReplyDeleteiyaaapppp, nabug emang harus dipaksa yaaa ternyata
DeleteWaktu sy mengalami pengantin baru, bener banget, memilih skala prioritas itu penting buangetttt krn kdg khilaf mendahulukan yg bukan prioritas
ReplyDeletekadang pengin seneng2 pengin nonton dream teater huhu
Deletewahh mantab banget nih mengatur keuangan sedari dini supaya nantinya kita bisa meraup hasil yang indah pada waktunya. dahulukan yang prioritas kebutuhan. masalah sekunder dan tersier belakangan aja
ReplyDeletemeski berat yaaaa hahaha
DeleteLah aku kok ya baru tau ada fitur pengelolaan finansial pribadi di BNI, padahal aku pakai rekening BNI khusus buat tabunganku. untuk keperluan transaksi ini itu aku pakai rekening bank lain.
ReplyDeletesepertinya harus coba nih fitur pengelolaan finansial pribadinya BNI, soalnya aku juga punya impian buat beli sesuatu yang harganya nggak murah :D
lumayan banget loh ini. semacam jadi pengingat target juga
DeleteAku sampai sekarang enggak bisa ngelola keuangan. Jadi aku enggak pernah nabung kecuali lagi ada maunya. Udah gitu cuma punya 1 rekening, dan itu buat ngatur 2 urusan rumah tangga serta kpr dan jajan aku. ehehe kacau banget ya aku.
ReplyDeleteMakanya aku enggak pernah minta megang gaji suami. Aku cuma minta jatah bulanan aja. Tugas dia yang nabung.
bahahaha jadi doi presiden sekaligus menkeu yaaa
DeleteSetelah baca ini kayanya aku harus lebih ngatur keuangan lagi deh mihihi, abisnya masih punya prinsip "masih muda, gapapa boke tapi tambah pengalaman dan senang", iya boleh sih tapi kudu dikit2 nabung buat nanti juga kalo udah menikah. Perlu dilatih sebelum berumahtangga biar nggak kaget :D
ReplyDeleteasli. harus banget huhuuuuu karena ternyata tagihan nggak bisa fibayar pakai kasih sayang
DeleteMbak, gaya nabung uang 20 ribu hya sama seperti aku nih Mbak. Cuma aku taro di botol bekas minuman . Nabung itu emang penting banget, aku aja nyesel kenapa nggak nabung untuk biaya nikah dari dulu..
ReplyDeleteiya bener banget mbaaaakk huhu. aku juga dulu di botol dengan penggunaan yg beda2
DeleteAku masih belom bisa ngatur keuangan dengan bijak.. Padahal sudah masuk ke 7 tahun pernikahan.
ReplyDeleteSediih banget mamang.
Dan kami selalu memohon agar hidup pas-pasan.
Pas butuh, pas ada.
In syaa Allah...
😄
maunyaaaa sih gitu hahahahah
DeleteAku juga termasuk boros dulunya mbak, sekarang setelah sebulan menikah berasa banget kalau ngetur keuangan itu pwnting. Masa yg bulan kemarin hilang entah kemana. Ngerasa bersalah dg suami (mewek).
ReplyDeleteyeaaayyy pengantin baru jugaaa yaaaaaaa
DeleteMenarik juga tu konsep 20rb-nya jangan habis dibelanjakan. Saya juga mau coba ah.
ReplyDeleteboleh banget deeeh. it works
DeleteKalaunudah menikah memang kudu rajin2 atur duit ya. Kalau enggak bisa habis deh dan gak jadi barang. Aku pernah mbak nabung uang 20rb an. Eh pas mepet banget gak punya duit, akhirnya kepake juga tuh duit tabungan. Sekarang sih coba nabung lagi model kayak gitu. Tapi tetap juga punya tabungan berjangka di bank.
ReplyDeleteItu godaan syaiton hahaha
DeleteWaaah ide sisihin pecahan 20ribu keren, apalah saya yang cuma bisa nyisihin uang sehari 5ribu, sampai sekarang ga tau ada berapa jumlahnya, biar surprise aja sih.. Hahhha
ReplyDeleteSehari lima ribu konsisten ya? Hihi saya kadang sehari g dapat 20rban, kadang bisa sampe empat lembar
DeleteMenabung di awal itu, bermanfaat banget,loh! Jadi begitu terima pendapatan/gaji,kita langsung menyisihkan uang untuk di tabung. Dipaksa untuk menabung, tepatnya.
ReplyDeleteSaya perhatikan banyak orang yang menabung dengan uang 20.000.- Lama-lama uang pecahan itu, kayaknya bakalan hilang dari peredaran ya hihihi.
Lama2 dia pundung karena merasa inferior
Deletesuamiku pengguna bni, dan dia kayaknya udah coba aplikasi in deh, beneran bermanfaat, apalagi bininya ini borosan. emang ya kalau diantara istri dan suami itu harus ada yg waras soal financial, ini aja kacau banget, untung masih bisa punya rumah setelah 6 tahun menikah. apalagi type suami yg apa apa harus cash, menabung itu haruuus banget, dan bni itu tempat dia menabung
ReplyDeleteWaaahh udah ada yg terbukti nih. Makin semangat jadinya
DeleteWaaaa.. Tertohok banget aku sama kisah LDR yang jatuhnya malah pemborosan meski sudah dihemat sedemikian rupa. Aku juga merasakannya! Habis mau bagaimana lagi, ya, jarang ketemu kan pasti mau ke sana-sini bareng. Dan ke manapun pasti ngeluarin ongkos. Duh.
ReplyDeleteBtw, ide nabung pecahan dua puluh ribuan itu menarik juga. Rasa-rasanya aku perlu nyontek, nih. Makasih Mbak infonya.
Tapi lebih parah lg kalau g LDR terus ngedate hang out tiap hari kali yaaaa haha
DeleteMembedakan antara kebutuhan sm keinginan, itu yg sulit. Nabung nag penting bgt, ahrua dimulai secepat mungkin.
ReplyDeleteSebenarnya kita tau, cuma kadang berlagak g tau haha
DeleteSalfok sama gambar Aa nya euy hahhaa. Kalau aku sih cara kelola keuangannya dengan nabung dulu baru setelah itu spending, pas awal nikah sampe sekarang diterapkan banget. Heheh
ReplyDeleteYang di rumah-rumahan yaaaa? Hahahahaa
DeleteWahh... Ternyata menikah tagihannya banyak banget ya. Harus pintar" manage keuangan. Menabung is a must!
ReplyDeleteBanget banget banget. Harus dimulai sekarang juga!
Delete