"Kang, sepi penumpang ya?"
"Iya, Pak.. Sekarang mah tiap lewat sini sepi. Padahal kalau dulu,
saya ngelewatin gang kecil di belakang sana aja bisa penuh angkot saya.
Sekarang mah boro-boro."
"Ya, maklum aja Kang. Sekarang yang punya motor sudah banyak sekali. Jalanan tambah macet."
"Ya, maklum aja Kang. Sekarang yang punya motor sudah banyak sekali. Jalanan tambah macet."
"Iya, Pak. Tapi setoran jadi berkurang. Pemasukan untuk anak istri
juga kurang banyak."
Begitulah kira-kira percakapan antara supir angkot
yang saya naiki sepulang dari kampus dengan seorang penumpang di bangku depan.
Hmm, miris juga ya. Ternyata kemajuan teknologi dan kemudahan akses untuk
mendapatkan transportasi berdampak buruk terhadap perekonomian para supir
angkutan kota (angkot).
Sangat disayangkan jika di Indonesia, angkutan umum
malah menjadi pilihan kesekian untuk bepergian. Kebanyakan orang lebih memilih
untuk menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan umum dengan alasan
privasi dan kenyamanan. Padahal, di negara maju seperti Amerika Serikat,
angkutan umum menjadi bagian yang isangat penting dari solusi masalah ekonomi,
energi dan lingkungan. Secara umum, angkutan umum diharapkan dapat meningkatkan
kualitas hidup penggunanya.
Kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung
dan Surabaya yang memiliki masalah krusial dengan kemacetan bisa menggunakan
optimalisasi penggunaan angkutan umum sebagai solusi terbaik mengatasi
kemacetan. Selain itu, ada beberapa manfaat yang dapat kita rasakan jika kita
menggunakan angkutan umum sebagai pilihan untuk
bepergian :
- Badan menjadi lebih sehat. Hal ini dimungkinkan karena dengan menggunakan angkutan umum, kita akan lebih banyak melakukan aktivitas fisik seperti berjalan dari rumah ke halte, pangkalan ojek, atau terminal.
- Meningkatkan sosialisasi. Dengan menggunakan angkutan umum, kita berkesempatan untuk bertemu dengan banyak orang baru. Perjalanan yang relatif panjang akan terasa menyenangkan bila kita dapat berbincang tentang hal-hal ringan dengan orang-orang di sekitar kita. Bukan hal yang aneh bila kita melihat beberapa orang membentuk suatu "geng gerbong kereta" karena mereka setiap hari bertemu dan merasakan senasib sepenanggungan dalam mengejar kereta menuju tempat kerja. Padahal, mereka semua berasal dari beragam tempat tinggal dan tempat kerja. Kereta lah yang menyatukan mereka menjadi suatu komunitas.
- Menghemat bahan bakar. Jika lebih banyak orang memilih untuk menggunakan angkutan umum, hal ini bisa memberikan pengaruh positif terhadap penghematan bahan bakar. Karena lebih banyak kendaraan yang diistirahatkan di rumah berarti lebih banyak bahan bakar yang dapat kita hemat. Hal ini juga berarti bahwa kita dapat pula meminimalisir polusi udara yang diakibatkan oleh gas buangan kendaraan bermotor.
- Membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian. Ya, jika minat masyarakat akan penggunaan angkutan umum meningkat, otomatis pelayanan angkutan umum pun membutuhkan peningkatan, yang berarti akan lebih banyak dibutuhkan angkutan umum dan sumber daya manusia untuk mengoperasikannya. Selain itu, seperti percakapan supir dan penumpang yang saya sampaikan di atas, dengan meningkatnya penggunaan angkutan umum, hal ini juga bisa menngkatkan perekonomian masyarakat.
- Penghematan. Nah, kalau alasan yang ini sangat bermanfaat untuk pengguna jasa angkutan umum. Dengan menggunakan jasa angkutan umum, kita akan menghemat ongkos. Pada umumnya, hanya dengan nominal di bawah Rp. 10.000 saja kita sudah bisa melakukan perjalanan yang cukup jauh dengan menggunakan angkutan umum.
Selain kelima manfaat di atas, tentunya masih sangat
banyak manfaat yang bisa kita dapatkan jika menggunakan angkutan umum. Namun,
apa sih sebenarnya permasalahan utama yang menyebabkan masyarakat lebih memilih
untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan angkutan umum?
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada tahun 2011, sebanyak 72,34% anngkutan bus kota yang
beroperasi di Jakarta memiliki umur di atas tujuh tahun. Belum lagi, jika
sampai tahun 2016 ini bus-bus tersebut masih digunakan, berarti umur dari
kendaraan-kendaraan tersebut sudah lebih dari 11 tahun. Angka tersebut sudah
lebih dari umur teknis mobil pada umumnya yang hanya mencapai 10 tahun. Belum
lagi jika perawatan yang dilakukan tidak optimal, bisa jadi umur ekonomisnya
sudah lebih dari 11 tahun. Hal ini berarti angkutan bus kota tersebut sudah
tidak laik dan tidak efisien lagi untuk digunakan.
Berbicara soal angkutan umum, masyarakat masih
dihadapkan dengan masalah kenyamanan dan keamanan yang belum bisa didapatkan
seperti menggunakan kendaraan pribadi. Betapa tidak? Berdasarkan data dari
Ditlantas Polda Metro Jaya, sepanjang tahun 2015 saja ada 253 kecelakaan yang
melibatkan angkutan umum di Provinsi DKI Jakarta. Dengan kondisi seperti ini,
lantas apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
menggunakan angkutan umum?
Solusi Angkutan Umum yang Aman dan Nyaman
Menurut Prof. Ade Sjafruddin, guru besar rekayasa
transportasi, Fakultas Teknologi Sipil dan Kelautan ITB, untuk menarik
partisipasi masyarakat dalam menggunakan angkutan umum, akan lebih baik jika
diimbangi dengan peningkatan jumlah dan kualitas pelayanan dari angkutan umum
tersebut. Hal itu juga harus didukung dengan adanya edukasi terhadap masyarakat
untuk menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap angkutan umum. Dengan adanya rasa
memiliki, diharapkan masyarakat dapat ikut menjaga dan bertanggung jawab untuk
mendukung program peningkatan jumlah dan kualitas pelayanan angkutan umum.
Menurutnya, selain pemerintah, masyarakat juga seharusnya memiliki tanggung
jawab yang sama dalam pengoptimalan fungsi dari angkutan umum.
Jika kondisi yang aman dan nyaman dalam menggunakan
angkutan umum tersebut dapat terealisasikan, niscaya masyarakat akan
berbondong-bondong menggunakan angkutan umum dan secara efektif dapat menjadi
jalan keluar dari masalah-masalah kemacetan, ekonomi dan lingkungan di negara
ini.
Ayo Naik Angkutan Umum!
Di kota tempat saya tinggal, Kota Bandung, ada
pemandangan menyenangkan tiap kali saya berangkat ke kampus. Bus kota-bus kota
yang baru tahun lalu saya naiki menuju Terminal Leuwi Panjang sekarang sudah
diganti dengan bus-bus biru yang cantik. Lebih asyiknya lagi, setiap Senin dan
Kamis, anak-anak berseragam sekolah bisa naik bus kota dengan gratis.
Bus kota
baru di Bandung Sumber : cikalnews.com |
Hilang sudah kecemasan saya melihat anak-anak kecil
menaiki bus kota yang tidak laik pakai. Bus kota yang remnya nampak blong dan
kursi-kursi yang karatan yang mungkin banyak mengandung kuman penyakit yang
berbahaya bagi anak-anak. Dengan adanya bus-bus yang baru, tentunya para orang
tua bisa lebih tenang untuk melepas anak-anaknya pergi ke sekolah dengan aman
dan nyaman.
Saat ini pun, pemerintah kota Jakarta sedang melakukan
pembangunan Mass Rapid Transport (MRT) yang jika sudah jadi
digadang-gadang menjadi solusi kemacetan Jakarta. Kita doakan saja semoga
proyeknya berjalan lancar dan apa yang diharapkan dapat tercapai. Nah, sambil
menunggu inovasi-inovasi terbaru dari pemerintah mengenai angkutan umum, tidak
ada salahnya untuk (kembali) menggunakan angkutan umum dan mengajari anak-anak
kita mengenal berbagai angkutan umum yang ada di kota masing-masing.
Jangan lupa, keselamatan tetap nomor satu ya! Ayo naik
angkutan umum! :)
Referensi :
http://www.apta.com/mediacenter/ptbenefits/Pages/default.aspx
http://www.itb.ac.id/news/3899.xhtml
Penulis: Dessy Natalia
Twitter : @ibujerapah
IG :
IG :
FB :
URL : ibujerapah.com
Setuju. Saya sendiri sangat suka naik angkot. Bisa sambil menikmati keadaan sekitar maupun duduk bersantai setelah lelah beraktivitas. Banyak pengalaman seru saat naik angkot. Berharap sekali suatu saat nanti transportasi umum di Indonesia bisa jauh lebih baik, serta banyak diminati oleh masyarakat seperti di negara-negara maju :-)
ReplyDelete