Nyaris setahun lalu, saat tau dipindahkan ke radio cabang di
kabupaten, rasanya aku ogah-ogahan banget. Udah kebayang nggak bakal bisa
ngemall lagi, kongkow-kongkow di gerai fastfood, ato sekedar nyicipin es krim
di kedai yang baru buka. Haduh. Hilang sudah keseruan hidup!
Eh tapi, ibuku bilang, saat punya kesempatan tinggal di
desa, itu artinya kita bakal punya kesempatan lebih buat bisa menyimpan pundi-pundi
rupiah. Dibandingkan sama tinggal di kota, yang apa-apa serba bayar, apa-apa
serba beli, di desa jauh lebih ramah. Asal mau usaha dikit aja, dijamin ga
bakal kelaparan, uang gaji bisa dihemat sehemat-hematnya.
Apa benar?
Coba kita lihat..
Mayoritas rumah penduduk di desa Pelajaran, Kaur, Bengkulu, punya
halaman yang luas. Halaman itu dimanfaatkan untuk menanam berbagai tumbuhan
yang tidak hanya berfungsi mempercantik, memperindang, melainkan juga bisa
dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Di halaman depan, ditanam pohon buah-buahan berukuran besar,
seperti pohon mangga, pohon jambu, pohon rambutan, pohon lengkeng dan
lain-lain. Saat berbuah, hasilnya lebih dari cukup untuk dikonsumsi pribadi,
melainkan pula mampu menjadi pemasukan tambahan dengan cara menjual buah-buahan
itu di pinggir jalan, di depan rumah.
Halaman samping dimanfaatkan untuk menanam sayuran, juga
tanaman rempah-rempah. Ada daun singkong, juga pepaya – yang daun juga bunganya
bisa dijadikan gulai yang lezat, sedangkan buahnya bisa dijadikan salah satu
menu sarapan bagi penduduk yang melaksanakan pola makan food combining. Saat musim hujan tiba, ada jamur lezat yang aman
untuk dikonsumsi tumbuh di sekitar pohon di halaman. Sedangkan untuk tanaman
rempah-rempah pun tersedia aneka rupa. Ada serai, lengkuas, jahe, kunyit bahkan
cengkeh yang daunnya handal banget dijadikan bumbu sup.
Dan hei, penduduk desa juga memiliki area sawah yang cukup
luas di belakang rumah. Hasil panen biasanya cukup melimpah, karena desa ini
dikaruniai tanah yang subur nan makmur. Lebih dari cukup untuk dikonsumsi,
hasil panen juga bisa dijual atau dibarter dengan hasil peternakan penduduk
lain.
Iya, selain rajin mengolah tanah dan tanam menanam, sebagian
masyarat di desa Pelajaran juga ada yang getol beternak. Ada yang beternak
sapi, kambing, juga itik. Daging dan telur yang mempunyai kandungan penting
bagi tubuh, bisa didapatkan dengan mudah. Tinggal ambil di kandang sebelah,
begitu kata tetanggaku.
Dibantu oleh pemerintah, masyarakat desa saat ini juga
sedang belajar mengolah hasil panenan dari halaman rumah loh. Yang menanam ubi,
diajari dan dibekali alat modern agar bisa mengolah ubi-ubinya menjadi tepung
Mocaf. Tepung Mocaf ini diklaim memiliki kadar gula yang rendah - lebih rendah
dibanding nasi. Jadi lebih aman dikonsumsi untuk menjaga kesehatan karena
membuat lebih cepat kenyang. Untuk harganya, per 800 gram dijual Rp 10.000,-. Yang menanam pisang,
dibekali pengetahuan untuk mengolah pisang menjadi aneka panganan lezat,
seperti cake pisang, keripik pisang, lepek dan lemang pisang, dll.
Kemandirian masyarakat desa dari segi pangan ini memberi
pengaruh positif bagi ketentraman desa. Tak dipungkiri, yang kerap menjadi
penyebab awal tindakan kejahatan adalah laparnya perut. Dan di sini, di desa
ini, minat orang terhadap uang tidak begitu menyala-nyala karena kebutuhan
perut akan makanan enak dan bergizi sudah terpenuhi.
Ini menjadi pelajaran penting buatku. Ternyata, kesenangan
tak melulu bisa dibayar dengan lembaran uang, kenyamanan perut bukan
semata-mata bisa ditunaikan oleh gerai-gerai fast-food, melainkan dari halaman
depan, samping belakang yang bisa diolah dengan sedikit usaha dan kreativitas.
Maka seiring waktu, halaman rumahmu akan dipenuhi beragam buah, sayur, rempah
bahkan hewan-hewan ternak yang daging dan telurnya teramat lezat.
Referensi tulisan :
Tabloid Info pusaka edisi 3/1/2013
Intan Novriza Kamala Sari
Nama / GFC / Facebook : Intan Novriza Kamala Sari
Twitter & Instagram : @inokari_
Blog : www.inokari.com
& www.ketimpukbuku.com
Yaaay, sudah tayang.
ReplyDeleteMakasih mba :)
Setuju, Mbak. Apalagi saat mulai panen hasil tanaman, senengnya. Pernah waktu itu lagi panen ubi jalar di lahan petak depan rumah. Proses manen ubinya itu lho yang seru. Pernah juga panen nangka gede-gede di rumah, bisa bagi-bagi sama tetangga-tetangga, hehe.
ReplyDeleteSemoga desa saya jg berdikari. Mulai mandiri pangan :-)
ReplyDeleteDi pekarangan rumah pun ibu mertua saya suka menanam supaya dalam skala rumah tangga kami bisa lebih sedikit mandiri pangan ^^