Perkenalan saya dengan BNI bermula dari kebiasaan menabung sejak kecil. Dulu emang cuma bermodal celengan berbentuk aneka karakter, sampai sekarang pun saya masih mengandalkan metode menabung seperti ini di samping menabung di bank. Sejak SMA, saya mulai berani untuk pergi ke bank dan membuat rekening. Sejak saat itu, sekitar tahun 2005, saya mulai menabung di BNI. Namanya anak SMA yang masih maju-mundur pemikirannya, saya cuma setor ke bank agak banyak kalo abis lebaran, masih terbilang anak-anak jadi THR-nya banyak.
Selebihnya saya datang
ke bank satu atau dua bulan sekali bermodal uang Rp. 50.000. Malu? Ya
enggaklah. Soalnya kata Ibu nabung sedikit enggak masalah, yang penting
kontinyu. Sayangnya, saya emang enggak pernah setia sama bank. Ya, kembali lagi
ke jiwa muda yang maju-mundur. Akhirnya rekening saya tertutup dengan sendirinya
setelah saya malas lagi pergi ke bank tanpa teman yang sekedar nengok Abang
Satpam.
“Lu mau nabung, nggak? Gue temenin deh, Satpamnya ganteng, baik lagi!” kata seorang teman.
Setelah kuliah di
Universitas Lampung, saya kembali akrab dengan BNI. Pasalnya, saya mendaftar
SPMB dan mendapatkan formulir di BNI. Setelah kuliah, saya tidak lantas membuka
rekening BNI meskipun urusan keuangan selalu lewat bank ini. Di pertengahan
masa kuliah, saya butuh menyimpan uang ketika melakukan Praktek Umum (PU) di
LIPI Subang, Jawa Barat. Sejak saat itu saya kembali membuka rekening di BNI.
Pulang dari PU, saya dikirim ke Sumatera Barat sebagai relawan pasca bencana
gempa tahun 2009. Saya masih setia dan tetap setia dengan BNI, meski di sana
saya di tempatkan di pelosok yang tidak terdapat bank atau pun ATM. Dan memang
rekening saya jarang sekali ditengok, apalagi diisi ulang.
Sekitar tahun 2010,
saya mulai sedikit mengenal perbankan syariah. Saya mulai sering pergi ke luar
daerah Lampung sendirian sejak kegiatan seleksi Mahasiswa Berprestasi di
Jakarta. Saya juga mulai sering diajak untuk bekerja di proyek-proyek kecil dan
dapat uang, Pulang dari Jakarta, saya ke Surabaya untuk event yang tidak jauh berbeda. Di sana, saya bertemu banyak
kawan-kawan yang paham agama sehingga kemudian hati saya tergerak untuk membuka
rekening di BNI Syariah di Pahoman, Kota Bandar Lampung. Namun lagi-lagi,
lantaran jarang ditengok, rekening itu tertutup dengan sendirinya. Meski kartu
ATM BNI Syariah masih saya pegang hingga kemarin saya berberes rumah kos di
Yogyakarta, rekening saya di bank itu sudah benar-benar tidak aktif. Maafkan
saya BNI, saya memang gampang galau, gampang bosan, dan alasan utamanya adalah enggak
punya uang yang kontinyu untuk saya setor ke kamu!
Mulai Ketergantungan
Gara-gara TAPMA
Setelah lulus dari S1,
saya sempat bekerja selama hampir dua tahun. Kemudian saya mendapatkan Beasiswa
Unggulan dari Dikti untuk melanjutkan kuliah di UGM, Yogyakarta. Sejak masa
pendaftaran, lagi-lagi saya akrab dengan BNI. Saya membeli formulir pendaftaran
di BNI dan setelah resmi diterima sebagai mahasiswa, secara otomatis saya
mempunyai rekening di BNI Cab. UGM Bulak Sumur. Uang beasiswa saya terima lewat
rekening BNI TAPMA ini. Saya juga mempunyai kartu ATM berwarna baby blue cenderung toska lucu yang juga berfungsi
sebagai Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). BNI Taplus Mahasiswa (BNI TAPMA) adalah
tabungan yang diberikan kepada para mahasiswa Perguruan Tinggi yang bekerjasama
dengan BNI yang berfungsi untuk menampung keperluan pembayaran SPP dan atau
lainnya. Lewat kartu ini saya bisa mendapatkan banyak manfaat, di antaranya:
- Sebagai Kartu Mahasiswa yang dapat berfungsi sebagai Kartu Identitas yang dapat digunakan untuk keperluan berbagai aktivitas sehari-hari di lingkungan Universitas seperti: Absensi, Akses Door dll
- Munculnya rasa “memiliki/bangga” terhadap universitas/ perguruan tingginya (bukan sombong :p)
- Meningkatkan image, karena Kartu dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dan dapat bertransaksi di ribuan jaringan ATM BNI, ATM bersama dan Link serta fasilitas BNI Internet Banking, BNI Phone Banking dan BNI SMS banking.
- Bisa digunakan untuk belanja menggunakan debet di beberapa toko.
- Setoran yang sangat kecil minimal Rp. 5.000,-
- Bisa diambil sampai saldo Rp. 0,-
- Kepercayaan untuk sewa motor di lingkungan sekitar kampus.
Dua poin terakhir ini penting banget karena
sirkulasi keuangan saya sangat bergantung dari kiriman uang rakyat oleh Dikti
dan saya nggak punya kendaraan bermotor. Kiriman uang beasiswa sangat nggak
menentu. Kadang tiga bulan sekali, pernah juga sampai tujuh bulan saya nggak
dikirimi uang. Di saat-saat kondisi keuangan sedang palung itulah, saya
(mungkin juga mahasiswa lainnya) sangat berterimakasih pada ketentuan saldo
minimal. Di kantor BNI Cab. UGM Bulak Sumur juga ada ATM dengan nominal
penarikan uang Rp. 20.000. Ini tentu sangat membantu *wink wink*
Selain itu, berbekal KTM BNI ini saya
mendapatkan kepercayaan sebagai mahasiswa S2 UGM kece yang nggak harus
meninggalkan KTM sebagai jaminan di rental. Alasannya, KTM saya kan juga berfungsi
sebagai ATM jadi saya nggak bisa meninggalkannya ke sembarangan orang. Maka
saya cukup memberikan jaminan kartu perpustakaan dan KTP kepada pihak rental
motor langganan. Kadang juga saya hanya memberikan kartu perpustakaan saja.
Padahal seharusnya jaminannya meliputi tiga jenis kartu penting termasuk KTM.
Di akhir masa kuliah dan beasiswa menjelang
berhenti, saya masih membutuhkan uang untuk penelitian. Sejak saat itu saya
bergantung pada uang kiriman orang tua lewat BNI yang siap sedia kapan pun juga
saya butuhkan. Saya mulai sangat bergantung dengan BNI untuk melanjutkan hidup,
transaksi ‘bisnis’, belanja on line,
pembelian tiket, dan sebagainya.
Why BNI?
Yang namanya jodoh, walaupun udah putus-nyambung
tetap saja ketemu. Ya, mirip kisah saya dan BNI ini. Dulu saya berkali-kali
buka rekening, dicuekin, digantungin sampai akhirnya putus sendiri hingga
sekarang saya malah ketergantungan dengan BNI. Lalu kenapa harus BNI, sih?
1. Friendly dan menyentuh semua kalangan
Gara-gara
produknya berupa Taplus Anak, TAPMA, Taplus Muda, Taplus, Taplus Bisnis, BNI
Haji, dan sebagainya jadi semua orang dengan berbagai kepentingannya bisa
menggunakan jasa BNI. Hal ini menjadi alasan banyak orang punya rekening di BNI
sehingga memudahkan transaksi.
2. Banyak promonya
Ini
sih kabar baik buat pemburu hadiah, diskon, dan semacamnya (persis kayak saya).
Banyak promo-promo menarik di waktu-waktu tertentu yang sering banget digelar
BNI. Tanggal 15 dan 16 Juli kemarin aja ada program tambahan Rp. 20.000 untuk
pembelian pulsa Telkomsel Rp. 100.000. Lumayan banget dan bisa dapet nggak cuma
sekali isi pulsa. Ada lagi promo tiket konser Andien Metamorfosa sampai 50% di
Periode Juli-September. Diskon-diskon lain juga suka tiba-tiba ngagetin, so
harus selalu update kabar tentang
BNI.
3. Tetap melayani pada akhir pekan dan hari besar
Layanan
Weekend Banking memang sangat
memanjakan nasabah. Meski saya terbilang jarang menggunakan fasilitas ini di
kantor-kantor BNI tertentu. Pasalnya saya anaknya sangat Malas Gerak (Mager).
Karena nggak semua kantor menyediakan layanan Weekend Banking, so kita
harus cek dulu di menu ‘locator’ di web resmi BNI. Ada juga pelayanan yang
tetap dibuka pada hari-hari besar yang biasanya ada update-nya di menu ‘pengumuman’ di web resmi BNI.
4. BNI Experience yang
memanjakan nasabah
Sebagai
smart people pengguna smart phone yang selalu mobile, saya harus banget download aplikasi ini. lewat BNI
Experience ini saya bisa menemukan lokasi ATM dan kantor BNI di menu ‘locator’,
update promo dan program lainnya dari
BNI, melakukan internet dan
SMS banking.
Jadi kalau sudah ada aplikasi ini di smart
phone, nggak perlu repot buka PC, colok modem atau berburu Wifi untuk bisa
bertransaksi online atau sekedar cari info. Nah, yang lebih membahagiakan
nasabah gampang tergoda seperti saya adalah: Coupon! Lewat layanan ini, kita bisa mengakses
aneka merchant yang bekerjasama
dengan BNI.
5. Memudahkan transaksi keuangan On line
nasabah
BNI Experience (Sumber: Web. BNI) |
Bank
yang baik itu kan nggak akan mempersulit nasabah. Jadi saya juga terbiasa
dibuat simpel oleh BNI. Saya tahu ada layanan BNI E-Tax, layanan ini dari
beberapa orang terdekat yang dapat memudahkan membayar pajak secara on line.
Lagi-lagi BNI nggak suka yang ribet-ribet. Ini pasti berguna bagi saya di masa
depan.
Selain
itu, sebulan sekali saya pasti beli
tiket kereta api, saya bisa beli online dan bayar lewat ATM atau internet banking. Untuk urusan pulsa,
saya juga lebih suka transaksi online daripada harus beli di abang-abang konter
atau minimarket. Untuk pembayaran tagihan lainnya, BNI juga selalu siap sedia.
Yang paling penting mah selalu dijaga saldonya, atau anda akan merasa jadi
nasabah gagal gaul. LOL.
6.
Mendukung
gerakan non tunai
Dengan adanya kemudahan transaksi online saja,
nasabah sudah sangat bisa transaksi non tunai, apalagi dengan produk TapCash.
TapCash bekerja sama dengan Badan Penyelengggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) dan bus Trans melakukan
integrasi e-ticketing. Integrasi itu memungkinkan pemilik kartu BNI TapCash
menggunakannya sebagai alat pembayaran pengganti tiket.
Kartu BNI TapCash merupakan uang elektronik
berbentuk kartu sebagai pengganti uang tunai yang digunakan dalam melakukan
transaksi pembayaran di seluruh merchant yang telah bekerja sama dengan BNI.
Dengan demikian, pemegang Kartu BNI TapCash itu sama seperti sedang memegang
uang tunai. BNI TapCash dapat digunakan selama lima tahun sejak tanggal
transaksi pertama. Dengan menggunakan TapCash ini juga saya bisa mudah
bertransaksi di tempat favorit saya nongkrong berjam-jam kalau lagi serius berkencan
dengan PC, BNI-UGM Food Park.
7. Antrian yang teratur di bank
Sebagai
nasabah setia, saya tetap aktif bertransaksi meski sedang menunggu kartu ATM
Taplus saya selesai dalam dua minggu (saya bukan pilih yang instan). Transaksi
online tidak dapat saya lakukan dengan alasan kartu ATM tidak aktif, sehingga
saya harus pergi ke Customer Service dan
ke teller. Saya mengambil nomor
antrian dibantu oleh Satpam yang luar biasa ramah, kemudian saya duduk.
Antrian
sangat panjang hari Senin kemarin, katanya setiap awal bulan apalagi Senin
memang banyak nasabah yang datang ke Kntor Cabang Kalianda. Tapi saya nggak
perlu standing in line dan bergerak
maju setiap ada nasabah yang selesai bertransaksi. Saya cukup duduk manis
sambil ngetik atau browsing dengan PC saya. Cara untuk tetap produktif meski
sedang mengantri di bank. Hal kecil, tapi beberapa pesaingnya lupa untuk
memberikan kenyamanan serupa.
8. Pengurusan kehilangan dan ‘kelupaan’ yang
simpel
FYI,
dulu saya gampang banget kehilangan kartu ATM, KTM, dan sejenisnya. Semudah itu
juga saya lupa PIN, kartu ATM diblokir dan semacamnya yang membuat saya harus
bolak-balik kantor BNI, akrab dengan Customer
Service, sampai membuat mereka geleng-geleng keheranan.
Meski begitu, saya bangga karena selama saya
menjadi mahasiswa di UGM, saya baru satu kali kehilangan KTM/ATM.LOL. Saya menyadarinya dua hari setelah kejadian
setelah uang cash saya habis. TKP-nya
diperkirakan di ATM BNI dekat rumah kos saya. Sepertinya saya cuma ngambil uang
yang saya tarik dari ATM dan melupakan begitu saja kartunya. Menurut informasi
tukang ojeg yang mangkal di sana, kartu saya ditemukan oleh seseorang yang
kemudian memberikannya kepada petugas ‘tukang isi ulang uang’ di ATM. Ya, kalau
sudah begitu kan ribet.
“Tolong dibantu administrasinya, ya, Mbak. Dua puluh ribu,” pinta petugas di Polsek Bulak Sumur.
Akhirnya saya meminta bantuan tukang ojeg
yang bersedia untuk nggak saya bayar dulu. Uang saya tinggal Rp. 3000. Untuk
makan pun nggak cukup. Akhirnya saya ditemani tukang ojeg membuat Surat
Kehilangan di Polsek Bulak Sumur. Di sana mereka minta bantuan biaya
administrasi. Sementara saya nggak punya uang lagi dan sepengalaman saya yang
malang melintang di ‘dunia kehilangan’ saya nggak pernah dimintai uang. Orang
lagi susah kok dibikin tambah susah. Pun demikian di Kantor BNI Bulak Sumur.
Biaya pembuatan KTM/ATM bisa dibayarkan setelah saya mengurus di teller. Mbak Customer Service-nya pengertian banget
saya lagi bokek.
Kebiasaan saya yang paling sering adalah lupa
PIN dan password Internet Banking. Meski
saya sangat menikmati fasilitas bagi orang-orang yang suka ‘Mager’ dan (sok)
sibuk seperti saya, saya juga suka lupa. Perlu dicatat, ini bukan modus untuk
Pedekate dengan petugas bank. FYI, petugas BNI Bulak Sumur Langganan saya emang
cantik-cantik, tapi kan ini berarti bahwa mereka nggak bisa dimodusin! Dengan cepat tanggap, mereka yang bahkan
hafal dengan wajah saya selalu menginstruksikan untuk mencatat kode-kode baru
di mana pun dan memberi tahu orang kepercayaan. Baiklah, saya juga me-remember-me akun Internet Banking di PC saya kok seperti juga segala akun lainnya.
Saya tahu ini nggak aman, tapi kan orang lain nggak tahu kode token saya. :p
Tetap Setia Walau Tanpa
TAPMA
Status saya saat ini adalah pengangguran yang
menanti diwisuda. Saya juga sudah mengembalikan KTM saya ke kampus. Artinya,
saya juga nggak bisa menikmati layanan BNI TAPMA. Beberapa teman banyak yang
menutup rekeningnya setelah lulus, tapi saya memilih untuk tetap setia dengan
berpindah ke Taplus. BNI aja setia menemani saya, kenapa saya harus berpindah
ke lain hati terus?
Dilihat dari nilai budaya kerjanya: PROFESIONALISME, INTEGRITAS, ORIENTASI PELANGGAN, dan
PERBAIKAN TIADA HENTI, tentu BNI akan senantiasa melakukan penyempurnaan dan selalu inovatif.
BNI
telah menemani saya sejak baru belajar menabung, menjadi pengharapan saya tiap
bulan atas kiriman uang, memudahkan saya dalam transaksi finansial, dan dengan
cabangnya yang ada di beberapa kota di luar Indonesia (New York, Hongkong,
Singapura, Osaka, Tokyo, dan London) tentunya kelak akan memudahkan saya yang
berburu beasiswa doktoral ke luar negeri atau sekedar jalan-jalan kelak.
Bagi saya, mimpi itu harus digantung
tinggi-tinggi supaya usahanya juga senantiasa gigih tanpa henti. Seperti BNI
yang setia menemani saya dalam menggapai mimpi, saya pun akan selalu setia
menjadi nasabahnya sampai nanti, kelak, entah kapan. Bukan hanya setia kepada
saya, BNI juga telah setia selama 69 tahun melayani nasabahnya. Dirgahayu BNI, jayalah selalu dan semakin
melayani dengan hati!
Referensi:
www.bni.co.id
Eh saya juga nasabah bni rinda.. Makin maju ya bni!
ReplyDeleteBetah yaaa Manda sama BNI... awet-awet!
DeleteAku pernah jadi saksi kehilangan atm bni mu..wkwkwk
ReplyDeleteyeaay! Kau malaikat penolongkuuuuu dengan gocengmu! Terimakasih banyaaakkk :*
Delete