Dikenal
sebagai kota pelajar sekaligus kota wisata, Yogyakarta menjelma sebagaimana
keinginan dan kebutuhan manusia-manusia di dalamnya. Pelajar, baik siswa maupun
mahasiswa tentu tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan terhadap bacaan bermutu.
Kebutuhan terhadap buku bagi masyarakat Yogyakarta, memicu menjamurnya
penjual-penjual buku di daerah ini. Buku dapat ditemukan dengan mudah di
sudut-sudut kafe, toko buku, bahkan kios pinggir jalan. Harga dan kualitasnya
pun bervariasi. Mulai dari buku impor yang seringkali tak terjangkau, hingga
buku bekas dan buku bajakan. Meski telah memasuki era digitalisasi, buku cetak
tak kunjung kehilangan peminatnya.
Saya
sebenarnya sudah menyimpan agenda ini dari jauh-jauh hari. Setelah pulang dari
seminar di Madura, berlibur di weekend, seninnya langsung seminar
kemajuan tesis. Jadwal yang padat dua minggu kebelakang. Belum lagi akhir bulan
yang memaksa saya untuk tetap memborong buku di dua tempat. Festival Buku
Indonesia dan bazar buku di UGM Press. And you know... hasrat untuk
membeli buku lebih susah dibendung daripada menahan kentut pada saat ujian
skripsi! Trust me!
Rangkaian kegiatan di Festival Buku Indonesia 2014 dari @FestivalBukuIND |
Rencananya,
tahun ini Festival Buku Indonesia diselenggarakan dua kali.
Periode pertama sedang berlangsung saat ini sejak 25 Juni lalu (hingga 3 Juli
2014). Periode kedua akan dilaksanakan pada 28 Agustus-7 September 2014. Kegiatan
Festival Buku Indonesia 2014 yang diselenggarakan atas kerjasama Balai
Perpustakaan dan Asip Daerah, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
mitra kerja Ikatan Penerbit Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (IKAPI) dengan
Potensindo Global Production tentu saja menjadi salah satu momen pesta buku
yang saya tunggu-tunggu.
Tahun lalu, festival yang digelar ditempat yang sama mengharuskan kita membeli tiket. Tapi tahun ini gratisss..tiss..tiss... sstt.. sponsornya banyak kali yah :) Saya juga ingin hadir di beberapa aktivitas diskusi, tapi selalu saja tidak bisa :( maka saya cukup menggalau akibat kicauan admin @FestivalBukuIND yang juga selalu galau. Agaknya admin yang ramah banget ini lagi jomblo :p #skip Berikut beberapa rekaman peristiwa kece di TKP
Dalam opening Festival Buku Indonesia, Afrojava Percussion dan Tarian dari IPM Kepulauan Riau, Yogyakarta |
Pak Idham Samawi membahas tugas pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa, Perpajakan perbukuan dan penulis! (Sumber : @FestivalBukuIND) |
Adik-adik dari Panti Putri Giwangan sedang menikmati buku-buku dari Perpustakaan Keliling BPAD DIY |
Saya sempat hadir dua kali, lho dalam kegiatan ini. Keduanya merogoh kantong sampai benar-benar kering kerontang. Ohhh... sampe dikatain sama Mbak Ferial dan temannya dan dikasih bonus kupon. Oh, ya, setiap kita belanja buku Rp. 50.000, kita akan mendapatkan kupon yang akan diundi pada tanggal 3 Juli nanti. Ini berlaku kelipatannya. Sebenarnya, bukan seberapa besar nilai hadiah yang didapat, sih, tapi lebih kepada pemikiran saya bahwa belanja buku itu 'menyembuhkan'. Ya, mungkin menyembuhkan stress, menghadirkan kegembiraan, keceriaan bersama orang-orang baru yang ramah-ramah di sana. Tapi tidak dipungkiri, setelah menengok rekening bank di ATM, langsung bisa stress lebih fatal lagi. Kok curhat, sih?!
Tadi siang, saya kebetulan datang tidak bertepatan dengan ramainya orang-orang. Jadi saya bisa bebas memilih dan mengobrol dengan penjaga booth masing-masing. Eits, sungguh-sungguh brainstorming, lho, karena mereka adalah orang-orang yang telah lama berkecimpung dalam dunia 'perbukuan'. Saya sebagai orang yang 'baru ingin masuk' -dalam dunia itu- harus banyak belajar dari siapapun. Yes, saya ingin sekali punya toko buku. Sebagai perwujudan dari Proyek Monumental 2014. Turut seta dalam upaya mencerdaskan bangsa. Toko buku yang terjangkau harganya di kampung saya dan berkualitas. Cita-cita yang mulia, bukan?! :D maka dari itu saya selalu antusias dalam momen seperti ini. Saya harus belajar apapun dari siapapun.
Suasana booth Mizan: Obral abis! |
Bicara mengenai peserta pameran, sejujurnya saya tidak tahu pasti berapa jumlahnya. Tapi sepertinya jumlahnya lebih sedikit dari tahun sebelumnya. Diskon yang ditawarkan juga tidak terlalu fantastis. Sebenarnya saya ingin membeli beberapa buku Gramedia, hanya saja saya urungkan karena diskon berkisar 10% saja.
Kalau kita mau jeli dan sabar mencari, buku-buku bagus dan langka sangat banyak tersedia di sini. Tapi ya itu, manusia, kan banyak tidak sabarnya.
Oh ya, ada yang baru nih dari kawanbuku.com, mereka bareng dengan Diandra Publisher menyediakan beberapa buku bekas langka dan buku yang bertandatangan penulisnya.
Salah satu sisi Booth kawanbuku.com yang paling 'menggoda' |
Saya lebih tertarik kepada buku bekasnya
saja. Kebanyakan buku-buku sastra yang memang sudah hilang dari peredaran. Tapi harganya cukup mahal karena bukan hanya buku-buku itu saja yang mau dibeli :D Mereka juga menyediakan jasa pra-cetak (desain dan layout) hingga cetak dengan harga yang lumayan miring, lho. Ini sih membuka peluang untuk penulis-penulis amatir agar bisa mewujudkan impian mereka untuk menerbitkan sendiri bukunya. Benar-benar sarana untuk berkembang yang tidak boleh dilewatkan.
Kalau penerbit lainnya mungkin sudah biasa dan buku-bukunya dapat dengan mudah kita temukan di toko-toko buku sekitar kita, penerbit yang satu ini agak lebih susah ditemui. Ya, apalagi kalau bukan Komunitas Bambu alias Kobam, eits, bukan mab*k, lho.
Booth Kobam |
Sejak
1998, sejumlah mahasiswa dari lingkungan Fakultas Sastra UI Depok telah
memilih jalan kebudayaan.masih membiarkan diri terbakar apinya, yaitu
api semangat “Gali dan
Kenali Bangsa”. Mereka menerbitkan buku-buku bertema ilmu pengetahuan
budaya dan
humaniora. Sepuluh tahun lebih menjalani ujian api memang bukan hal
mudah, tetapi sepuluh tahun dibakar apinya, disengat baranya dan
dikelilingi orang-orang yang datang berdiang di sekitarnya telah
mengajarkan banyak hal agar bagaimanapun kami mesti berupaya bertahan.
Sebab dengan demikian maka kita semua telah tidak membiarkan bangsa
ini menjadi sejenis bangsa kepinding yang gemar hidup bergelap-gelap.
Filosofis banget, kan? Selanjutnya kunjungi saja rumpun bambunya di http://komunitasbambu.com/.
Babad Tanah Mataram |
Semoga saja Festival Buku 2014 chapter II nanti pengunjungnya semakin banyak, buku dan kegiatannya makin bervariasi, serta yang tidak kalah penting adalah minat baca masyarakat kita juga meningkat. Sayang sekali jika rangkaian kegiatan yang sudah disusun semenarik mungkin oleh panitia masih kurang dilirik oleh pengunjung. Mahal juga lho harga sewa booth selama pameran. Katanya, sih, mereka harus membayar jutaan rupiah untuk satu booth selama festival berlangsung.
Ah, sungguh tidak ada habisnya jika kita bicara mengenai buku, apalagi diskon buku. Bagi saya, Festival Buku Indonesia 2014 ini adalah bagian dari surga yang tak sepenuhnya dapat saya nikmati. Hasrat melangit, apadaya perencanaan hidup harus tetap di bumi. Shortly, kegiatan semacam ini wajib kita dukung dan manfaatkan untuk membeli buku-buku berkualitas yang asli, buku langka, apalagi buku diskon. Bagaimanapun, buku adalah perwujudan dari kerja keras penulis dan beberapa pihak di belakang layar produksinya.
Ah, sungguh tidak ada habisnya jika kita bicara mengenai buku, apalagi diskon buku. Bagi saya, Festival Buku Indonesia 2014 ini adalah bagian dari surga yang tak sepenuhnya dapat saya nikmati. Hasrat melangit, apadaya perencanaan hidup harus tetap di bumi. Shortly, kegiatan semacam ini wajib kita dukung dan manfaatkan untuk membeli buku-buku berkualitas yang asli, buku langka, apalagi buku diskon. Bagaimanapun, buku adalah perwujudan dari kerja keras penulis dan beberapa pihak di belakang layar produksinya.
Saya pribadi mencoba seminimal mungkin untuk tidak melakukan "tolong-menolong" dalam kejahatan dalam bentuk apapun. Terlebih untuk sebuah atau ribuan eksemplar buku. Saya sangat mengagungkan buku sebagai perwujudan intelektualitas dan buah pikir penulisnya. Saya juga tidak rela jika suatu saat nanti karya yang saya buat dengan susah payah dan pengorbanan dibajak dan dijual murah. Berilah penghargaan meski sedikit. Mencari rejeki dengan jalan halal insyaallah memberikan keberkahan turun temurun. Lebih baik menabung, mengencangkan ikat pinggang, datang dan nantikan pameran-pameran buku, serta berburu buku bekas, daripada memborong buku ilegal. Dengan demikian, ilmu yang kita peroleh dari dalamnya juga berkah, rejeki untuk penjual bukunya juga berkah. Semoga bermanfaat :)
No comments
Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<