Rindu adalah dua suku kata yang terus menggebu dalam kalbuku. Setidaknya tulisan Tentang Rindu dan Kita mampu mewakili rasaku juga. Ketika berada dalam persimpangan arah mana yang akan dituju terkadang membuat pilu. Mengikuti perasaan rindu dan membuncahkannya seketika namun menemui sesuatu yang masih "tabu". Atau berjalan sendiri menggapai sesuatu yang juga belum pasti.
Tiga bulan tidak pulang mungkin biasa bagi beberapa orang. Namun tidak bagiku. Setidaknya selama tiga semester disini, aku pulang enam kali pada semester satu, empat kali pada semester dua, dan hanya dua kali pada semester tiga. Bukan karena aku kuat menahan rindu. Bahkan aku sangat ingin minum susu sebelum tidur dan menonton TV sambil membaca novel. Semua itu hanya bisa kulakukan dirumah. Tidak di kamar kos pengap berukuran 3x4 ini.
Namun kepulanganku terkadang menghadirkan hal yang tabu. Beberapa pertanyaan yang terkadang saru. Atau sekedar sindiran tajam yang menikam.
"Si anu sudah mau nikah, lho,...bla...bla...," kata saudara yang A.
"Eh, anaknya si itu lucu, kapan ya bla... bla...bla...," tanya saudara B.
"Kamu sekolah terus, lha kapan... bla... bla...,"tagih saudara C.
... dan beragam pertanyaan-pertanyaan tabu lainnya.
Disisi lain, saya sepakat dengan statement ini:
"... bahwa kenangan tak pernah bisa untuk dibunuh. Mungkin, dalam masa yang
singkat hati bisa melupakan saat-saat itu. Tetapi tak bisa dikhianati,
dalam masa-masa tertentu, kenangan itu datang menyapa hati dan memori. "
Sebab rindu yang terpagari ribuan tanda seru, saya juga pernah menuliskan ini:
"Kita, adalah rangkaian kata antara aku dan kamu. Antara dua hati yang
begitu dekat meskipun raga terpisah jauh. Antara dua hati yang saling
memendam cinta untuk cinta yang sesungguhnya. Antara dua hati yang
selalu diam namun bersapa dalam bisu. Untuk dua hati yang takut, bukan
pengecut tapi senantisa sadar, bahwa ini bukanlah saat yang tepat.
Antara dua hati yang rindu, menanti waktu berbuka untuk sebuah puasa
yang panjang."
Rindu. Mungkin memang masih harus dipagari ribuan tanda seru. Hingga kelak, takdir membuka jalannya, untuk hati saling bertaut dan fisik saling mematut. Rindu adalah urusan kalbu yang memaksa kita selalu menunggu, hingga tak pernah bosan mengadu. Ada isyarat yang mampu sampai meski tanpa bahasa. Itulah mahadaya cinta. Jarak hanyalah bilangan yang tak berarti apa-apa ketika isyarat dalam dada begitu menggelora.
***
Mengenai rekomendasi buku, saya sebenarnya agak mengalami kesulitan untuk mengerucutkan dari sekian banyak buku-buku berkesan. Namun ketika berbicara mengenai tekat dan keberanian, saya sangat menyukai "Amba: Sebuah Novel" karya Laksmi Pamuntjak yang diterbit setahun silam.
Awalnya saya banyak membaca tentang pulau buru melalui Tetralogi Buru-nya Pramoedya Ananta Toer. PKI, Orde Baru, tahanan politik, ya itulah isi dari legenda Pulau Buru. Sementara Amba memberikan pelajaran yang lebih detail lagi mengenai Pulau Buru. Gejolak, suasana, bahkan rindu.
"Selalu ada yang membuat terlena dan tak berdaya pada hujan, pada rintik
dan aromanya, pada bunyi dan melankolinya, pada caranya yang pelan
sekaligus brutal dalam memetik kenangan yang tak diinginkan”
Laksmi Pamuntjak mampu menggambarkan suasana desa, adat, tata krama, sampai budaya pada masa silam. Novel ini mampu memberikan pelajaran kepada saya tentang Serat Centhini, tembang-tembang, budaya kejawen, sampai kisah Mahabharata. Hingga Sang Tokoh utama, Amba beranjak dewasa, penggambaran mengenai keadaan sosial-politik paska meletusnya G/30/S/PKI di Kediri dan Yogyakarta. Hingga akhirnya cerita beralih setting ke Jakarta dan tentu saja Pulau Buru.
“Laut seperti ibu. Dalam dan menunggu.”
Novel ini memberikan gambaran bahwa pernah ada penghianatan kemanusiaan ketika masa Orde Baru. Manusia-manusia yang melawan sejarah, meski pada akhirnya kalah.
Buku kedua: Simplify Your Life by Elaine St. James. Sayang sekali saya dulu hanya meminjamnya sehingga tidak punya dokumentasi. Seperti judulnya, buku ini mengajarkan kita untuk menyederhanakan hidup kita agar tidak terlalu kompleks. Saya pikir buku ini penuh dengan ide-ide besar dan tips untuk tidak hanya membantu menyederhanakan kehidupan yang hectic, tetapi juga belajar untuk lebih menikmati hidup dan menyediakan lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan keluarga.
Membaca buku ini akan memberikan rasa kebebasan baru dan membantu menyadari bahwa banyak hal yang menurut kita penting saat ini benar-benar tidak diperlukan untuk hidup, karir, atau hubungan dengan sesama manusia. Untuk itulah, buku ini mengajarkan kita untuk membuang benda-benda yang tidak bermanfaat dalam hidup kita. Apapun.
Membaca buku ini akan memberikan rasa kebebasan baru dan membantu menyadari bahwa banyak hal yang menurut kita penting saat ini benar-benar tidak diperlukan untuk hidup, karir, atau hubungan dengan sesama manusia. Untuk itulah, buku ini mengajarkan kita untuk membuang benda-benda yang tidak bermanfaat dalam hidup kita. Apapun.
***
Toko online sudah semakin menjamur akhir-akhir ini. Kalaupun ada offline-nya, pelaku usaha juga sudah mulai mengembangkan internet marketing melalui berbagai media. Untuk itu, merintis suatu toko online membutuhkan pemikiran yang sangat matang terkait:
1. Persediaan barang/produk (inventory)
2. Pelayanan yang real time
3. Kemudahan bertransaksi
4. Kemudahan dalam memilih dan menemukan produk yang dicari oleh konsumen
Hal-hal tersebut diatas menurut saya dapat didukung oleh media yang digunakan untuk berdagang, misalnya, blog, facebook, twitter, dan lain sebagainya. Setelah berkunjung ke http://www.senyumgadget.com/ sebagai calon pelanggan saya merasa sedikit kebingungan. Pasalnya saya tidak diberikan penjelasan mengenai produk yang dijual (spesifikasi produk). Ada kalanya calon pembeli membutuhkan pertimbangan antara produk yang satu dengan yang lain. Baik untuk menentukan skala prioritas mengenai produk mana yang akan dibeli ataupun produk mana yang dipilih dibandingkan dengan produk lainnya tentunya membutuhkan pertimbangan. Misalnya dari keutamaan salah satu produk dibandingkan dengan produk sejenis dengan merek yang berbeda.
Disamping itu penjelasan mengenai cara pemesanan menurut saya kurang lengkap. Ada baiknya penjelasan dimulai dari bagaimana konsumen memilih barang, cara bertransaksi, proses pengiriman barang, dan garansi. Saya pikir hal ini perlu dijelaskan dengan sangat rinci. Apalagi untuk toko gadget yang rentan cacat.
Hal yang tidak kalah penting adalah pengelompokan produk. Power bank, ipod, dan lain sebagainya dikelompokkan masing-masing sehingga konsumen tidak mengalami kesulitan. Bukan hanya dengan label, tapi juga pada tampilan awal yang berisi foto-foto dan harga.
Dalam hal penampilan blog, saya pribadi sebagai konsumen on line lebih suka tampilan sederhana dengan warna atau corak yang tidak terlalu ramai. Persis seperti blog Senyum Gadget. Hal yang paling penting adalah kelengkapan informasi dan kemudahan pencarian produk. Jika saya akan berbelanja namun saya malah bingung, saya akan lekas berpindah ke toko yang lain. Toko tidak hanya menjual barang, tapi juga jasa/pelayanan.
terimakasih sudah ikutan, terdaftar sebagai peserta ke sebelas :)
ReplyDeleteyeaaahhh... terimakasih, kakak :)
ReplyDelete