Jangan Anggap Enteng Cacar Air
Wednesday, January 26, 2011
emang sich imunitas tubuh saya sedang lemah waktu itu. Musyawarah Daerah (Musda,red) dibeberapa Kabupaten yang seperti kejar tayang, skripsi, dan lain - lain membuat tubuh saya kejar tayang juga. Sampai akhirnya saya benar - benar ambruk setelah pulang dari les kira - kira jam sepuluh malam. saya merasakan badan saya panas, pegal atau linu atau entah apalah rasanya saya juga kurang begitu ingat karena memang pada saat itu saya tidak ingin merasakan sakit saya itu. Tapi ternyata tubuh saya berkehendak lain. Bangun pagi - pagi, muncul beberapa benjolan atau entah apalah itu namanya yang tampak seperti bekas digigit semut dan seperti berair didalamnya.
"Enggak, itu bukan apa - apa, kamu lagi panas dalam, jadi panasnya itu keluar dari tubuh kamu," hibur ibu saya.
Karena memang saya tidak ingin sakit. Apalagi penyakit yang satu ini. Saya punya serentetan deadline yang harus saya tuntaskan. saya juga merasa saya begitu fit kemarin - kemarin. memang sich sepupu saya sempat sakit cacar beberapa hari lalu, tapi saya biasa saja. nggak ketularan. kecuali hari ini :( setelah kemarin malam ibu saya menyelimuti saya dengan selimut yang pernah dipakai oleh sepupu saya sewaktu sakit. dan ibu saya tidak tahu kalau sebelum pergi liburan kerumah orang tuanya, sepupu saya tidak membereskan barang - barangnya. huh...
Akhirnya saya harus bedrest selama satu minggu dan nggak pergi kemanapun, dan selama dua minggu berikutnya saya nggak keluar rumah, nggak les, nggak rapat, nggak hang out ooohhh...it's really...huh (mpe speechless. Nggak "gue banget" gitu, cuma dirumah, internetan dengan koneksi yang putus-nyambung (kayak apa aja), telponan karena males SMS-an, dan nonton TV sampai saya tau gosip Aa Gym, tau sinetron yang lagi digandrungi nenek saya, dan tau band - band yang sedang naik daun. Hmm...ok,juga lah...
Bekas gelembung berisi cairan pun bisa meninggalkan bopeng yang mengganggu penampilan.
Komplikasi
Cacar air adalah penyakit akut, menular akibat infeksi virus cacar air. Penyakit ini berbeda dengan cacar yang kini dinyatakan telah terbasmi dari muka bumi. Cacar air umumnya hanya mengenai anak kcil. Namun, di negara tropis seperti Indonesia, penyakit ini ternyata banyak juga menghinggapi para remaja dan dewasa.
Penyakit ini disebabkan virus varisela atau disebut juga virus varicella zooster (virus V-Z). Virus ini bisa ditemukan dalam cairan vesikel, darah penderita dan cairan selaput lendir, serta dapat menyebabkan penyakit herpes zoster.
Penularan cacar air lewat percikan ludah orang sakit atau melalui cairan yang keluar bila gelembung-gelembung di kulit yang pecah. Penderita dapat menularkan penyakit ini 24 jam sebelum kelainan di kulit timbul sampai tujuh hari kemudian.
Dalam sejumlah literatur disebutkan, masa inkubasi penyakit ini berkisar 11 hingga 12 hari. Pada tahap awal (fase prodromal), 24 jam sebelum timbul gejala kelainan pada kulit, penderita mengalami panas, lemah, malas, tidak memiliki nafsu makan, dan kadang kala disertai kemerahan pada kulit seperti biang keringat.
Pada tahap selanjutnya (fase erups), timbul bintik merah kecil yang berubah jadi gelembung ari (vesikel) dan berwarna dasar kemerahan. Cairan vesikel setelah beberapa hari berubah jadi keruh. Dalam tiga hingga empat hari vesikel ini menyebar ke seluruh tubuh, mulai dari badan lalu ke muka, bahu, dan anggota gerak.
Sekitar 250-500 benjolan kemudian akan timbul dan menyebar di seluruh bagian, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh paling intim. Dalam waktu kurang dari seminggu, lesi atau gelembung tersebut akan mengering dan terasa gatal. Dalam waktu satu hingga tiga minggu, bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Gejala yang dialami orang dewasa umumnya lebih parah dibandingkan pada penderita yang masih kanak-kanak. Penderita yang sudah dewasa biasanya menderita demam lebih parah dan berlangsung lebih lama disertai sakit kepala serta luka yang lebih berat. Pasien dewasa juga biasanya kehilangan nafsu makan dan merasa linu pada badan.
Jika menyerang anak-anak, komplikasinya kebanyakan berupa infeksi varisel pada kulit. Sementara pada orang dewasa, terutama perokok, kemungkinan terjadi komplikasi berupa radang paru-paru (pneumonia) 10-25 kali lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak. Komplikasi yang langka tapi bisa terjadi berupa radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis, serta kelainan pada otak dan hati.
Radang organ
Radang paru-paru biasanya disebabkan infeksi sekunder dan dapat disembuhkan sempurna. Radang organ setelah sembuh dapat meninggalkan gejala sisa, seperti kejang, retardasi mental, dan gangguan tingkah laku. Pada anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh normal, komplikasi-komplikasi itu jarang ditemukan.
Kendati merupakan penyakit yang sangat umum, penderita hendaknya jangan menyepelekan penyakit ini dan segera diperiksakan ke dokter untuk mencegah komplikasi. Namun, sebaiknya orangtua penderita cacar air menolak kalau diberikan pengobatan simtomatis, seperti aspirin dan jenis salisilat, karena hanya efektif untuk jangka pendek dan dikhawatirkan menimbulkan komplikasi sindrom Reye.
Untuk mencegah penularan, penderita sebaiknya diisolasi dari anak atau orang sehat yang belum pernah menderita cacar air hingga benjolan berisi cairan mengering dan mengelupas. Saat terjadi proses pengeringan inilah cacar air mudah menular pada orang lain. Pakaian, handuk, piring, dan peralatan lain milik penderita juga dipisahkan dari milik anggota keluarga lain dan dibersihkan tersendiri.
Agar gelembung tidak pecah, biasanya diberikan bedak antigatal pada kulit yang terkena. Bedak ini juga mengurangi rasa gatal dan mempercepat proses pengeringan luka. Jari kuku hendaknya dipotong pendek untuk mencegah infeksi bakteri pada kulit yang gatal. Namun, bila terdapat infeksi bakteri, dokter akan memberi antibiotik. Penderita dianjurkan mandi, mengganti baju, dan seprai tiap hari.
Kesembuhan akan cepat dicapai bila keadaan umum penderita dijaga agar tetap baik. Karena itu, kualitas dan kuantitas makanan bagi penderita perlu dijaga. Jika daya tahan terus meningkat, proses penyembuhan akan berjalan cepat.
Bagaimana dengan ibu hamil dan bayi ?
Seorang ibu hamil yang belum pernah terkena penyakit cacar air, dan dia tidak menderita penyakit gangguan imunitas lainnya; bila ia terjangkit penyakit cacar air, virus di tubuh ibunya dapat menulari bayi dalam kandungannya melalui placenta. Penting untuk diingat : bila infeksi terjadi dalam 28 minggu pertama kehamilannya dapat terjadi sebuah kelainan bernama congenital varicella syndrome atau fetal varicella syndrome (sindroma cacar air pada bayi dalam perut ibu). Efek dari penyakit ini bagi sang bayi bermacam-macam tingkat bahayanya, yaitu :
* Kerusakan otak : ensefalitis (radang otak), mikrosefal (perkembangan otak terhambat, sehingga otaknya menjadi kecil), hidrosefal (gangguan sirkulasi cairan otak, sehingga otaknya menjadi besar), aplasia otak, dan lain-lain.
* Kerusakan mata : mikro-oftalmik (ukurannya kecil), katarak, korioretinitis, gangguan saraf mata, dan lain-lain.
* Gangguan saraf : kerusakan saraf spinal (tulang belakang), gangguan saraf motorik (penggerak) dan sensorik (perasa), hilangnya reflex, sindroma Horner, dan lain-lain.
* Kerusakan tubuh : kegagalan pembentukan tungkai tubuh (jari, tangan, kaki), gangguan anus dan otot kandung kencing, dan lain-lain.
* Gangguan kulit : timbul jaringan parut (seperti luka dalam), gangguan warna kulit, dan lain-lain.
Infeksi bayi pada usia tua kehamilan atau sesaat setelah lahir disebut sebagai varicella neonatus. Pada usia kehamilan yang lanjut infeksi cacar air beresiko menimbulkan kelahiran prematur.
Tips untuk mencegah cacar air, antara lain:
* Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan.
Pakaian dan lingkungan kotor merupakan sumber dari penyakit. Badan yang kotor akan mudah terinfeksi oleh kuman penyakit.
* Mengkonsumsi makanan bergizi
Makanan bergizi membuat tubuh sehat dan berstamina kuat sehingga dapat menangkal serangan infeksi kuman penyakit
* Menghindari sumber penularan penyakit cacar air
* Imunisasi vaksin cacar air
Perawatan terhadap penderita cacar air:
* Mengganti baju penderita setiap hari
* Menaburkan bedak antigatal pada bagian tubuh yang terkena cacar air untuk mengurangi rasa gatal dan agar ruam menjadi lebih cepat kering.
* Memisahkan penderita dengan orang yang sehat agar cacar air tidak menular pada yang lain.
* Mandi dengan menggunakan air hangat yang telah dicampur dengan obat antigatal setiap hari.
* Memotong kuku agar tidak menggaruk ruam-ruam pada kulit, sehingga tidak timbul infeksi baru.
* Memberikan kondisi nyaman pada penderita agar dapat beristirahat dengan nyaman dan mempercepat proses kesembuhan
Kombinasi beberapa tanaman berkhasiat obat dapat diramu menjadi obat tradisional yang dapat mengatasi cacar air. Berikut ini adalah ramuan obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi cacar air:
Pemakaian dalam :
Resep 1 :
30 gram temu lawak + 25 gram kencur + 15 gram asam jawa + 15 gram jahe, dicuci dan dipotong-potong, lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2-3 kali sehari.
Resep 2 :
2 buah mengkudu matang dicuci dan dijus, atau diparut dan diambil airnya, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari.
Pemakaian luar :
Resep 1 :
Kunyit + daging buah asam (asam kawak) masing-masing secukupnya ditumbuk halus, tambahkan minyak kelapa secukupnya, dipanaskan sebentar, setelah dingin dioleskan pada bagian kulit yang terkena cacar air.
Resep 2 :
Daun asam dan kunyit masing-masing secukupnya dicuci dan dihaluskan, lalu dipakai untuk mengoles kulit yang gatal karena cacar air.
Catatan : untuk perebusan gunakan periuk tanah atau panci enamel atau panci kaca.
Sumber :
http://www.dechacare.com/Jangan-Sepelekan-Cacar-Air-I124.html
http://www.drarief.com/cacar-air-bahaya-nggak/
http://cybermed.cbn.net.id
loading..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments
Terimakasih telah berkunjung, silakan tinggalkan komentar, ya>.<